Susetyo Dwi Prihadi
Susetyo Dwi Prihadi
Wartawan teknologi yang menyukai film Marvel dan komik.

'Tuhan' Jobs dan Cerita Jesus Phone

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Kamis, 10 Sep 2015 20:20 WIB
Saat pertama kali keluar iPhone disebut-sebut sebagai Jesus Phone, alias ponsel yang dianggap bakal menjadi panutan.
Mendiang Steve Jobs (CNN Indonesia/ Fajrian)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar tahun 2014, ketika saya mengunjungi Las Vegas, Amerika Serikat, saya sempatkan diri mengunjungi pusat perbelanjaan Fashion Show, yang memang lokasinya tak jauh dari tempat menginap.

Saya ke sana bukan untuk mendatangi toko pakaian, tas atau sepatu mewah yang pasti tak akan cukup rasanya uang di dompet lusuh ini untuk membelinya. Saya hanya ingin memenuhi nazar, mendatangi Apple Store.

Apple Store adalah buah karya dari Steve Jobs. Bagi para penggila Apple, mungkin Jobs adalah 'Tuhan' sama seperti halnya warga Argentina yang mengkultuskan Maradona, sampai membuatkannya gereja sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Tuhan' Jobs bagi penggila produk Apple adalah sentuhan-sentuhan yang nyaris tak pernah gagal dalam mengirim produk dan pesan visioner ke umatnya yang bernama konsumen. Apple store adalah gerejanya. Tempat pesan-pesan berupa produk Apple dipamer dan semaikan. Apple, Macintosh,iPad, dan yang ikonik seperti iPhone.

iPhone seperti halnya Macintosh, mempunyai balutan cerita yang sangat khas Jobs dalam kelahirannya. Paduan kesempurnaan desain, fungsi, dan teknologi.  Bukan semata ponsel tetapi disebut sebagai Jesus Phone, seperti diceritakan dalam buku biografi Steve Jobs karya Walter Isaacson.

"Saya muak bekerjasama dengan perusahaan seperti Motorola," ucap CEO Apple Steve Jobs, sambil membanting sebuah majalah Wired edisi November 2005, yang berjudul "You Call This the Phone of The Future?"

Jobs yang dikenal sangat perfeksionis memang pantas sangat marah. Setelah iPod meledak tak lama setelah diumumkan, bahkan saat itu 45 persen pendapatan Apple berasal dari pemutar musik digital, dia berambisi membuat 'iPod Phone'. Dan bekerjasama dengan Motorola baginya adalah aib besar.

Bagaimana tidak, Motorola Rokr yang merupakan hasil kerjasama antara Motorola, Apple dan Cingular (kemudian berubah menjadi AT&T) tak hanya dicemooh, namun juga dipandang sebelah mata.

Rokr yang menjadi ponsel pertama yang mampu terhubung dengan iTunes dan memutar musik selain di iPod, tak sanggup mengangkat ponsel yang sudah dikenal ketipisan ala Razr tersebut.

"Kita harus mengerjakan ini sendiri." kata Jobs kepada salah seorang petinggi Apple, Tony Fadell.

Tony Fadell yang dikenal sebagai bapak iPod di kemudian hari, memang harus mengakui bahwa trackwheel ala iPod tak cocok untuk di Motorola Rokr. "Pengguna akan kesulitan memasukkan nomor ponsel dan memastikannya di buku kontak."

Trackwheel sudah resmi dibuang, masalah lain adalah soal keyboard. Jobs ingin menggunakan papan ketik qwerty seperti BlackBerry yang identik dengan ponsel bisnis, tapi tak ingin qwerty fisik ada di perangkat genggam perdananya.

Saat itu semua yang diam dan mengernyitkan dahi. Karena apa kata Jobs adalah titah yang tak bisa dibantah.

Waktu pun berlalu. Suatu hari Jobs dan istrinya Laurene diundang ke pesta yang diselenggarakan CEO Microsoft Bill Gates.

Tak ada yang aneh dalam pesta tersebut, keduanya memang berteman akrab. Sampai suatu titik, Jobs kesal bukan kepalang dengan salah satu tamu Gates, yang tak lain adalah karyawan Microsoft.

Saya ingin membuat tablet, dan itu tidak boleh memiliki keyboard dan stylusSteve Jobs
Sepanjang pesta dia tak berhenti-henti membicarakan tablet PC yang berbasis Windows yang diposisikan sebagai pengganti notebook dan personal PC. Jobs pun tak tahan dengan pembicaraan itu, keesokan harinya langsung meminta semua stafnya berkumpul.

"Saya ingin membuat tablet, dan itu tidak boleh memiliki keyboard dan stylus." tantang Jobs."Jadi pengguna akan mengetuk-ngetukkan jarinya di layar untuk mengetik."

Dia pun menyerahkan keinginannya itu ke perancang antarmuka Apple. Dan butuh satu bulan yang dari ditenggatkan orang tersebut membawa inertia scrolling yang memungkinkan pengguna menggeserkan jarinya di layar dan menggerakkan gambar seolah-olah objek fisik.

Enam bulan setelahnya, Johny (Jonathan) Ive datang menemui Jobs dan mendemokan bagaimana fitur multi-touch bekerja, seperti mencubit, menggeser, dan mengetikkan di papan layar. Jobs berpikir untuk menerapkan teknologi ini ke proyek ponselnya terlebih dahulu ketimbang tablet.

Fitur ini sebetulnya sudah dikembangkan oleh perusahaan kecil Dalware, bernama FingerWorks. Perusahaan itu didirikan oleh John Elias dan Wayne Westerman yang kemudian hari dibeli Apple dan patennya diajukan ulang oleh mereka.

Selesai masalah antarmuka, Jobs memutar otak bagaimana agar ponsel perdananya bisa seelegan dan semewah khas Apple. Tadinya di layar ponsel ini akan dipasang plastik seperti iPod, namun ide ini kemudian disingkirkan.

Jonathan Ive (dok.Getty Image)

"Kita harus menguasai kaca," kata Jobs kepada Ive.

Sampai kemudian dia direkomendasikan untuk bertemu dengan perusahaan Corning yang saat itu sedang membuat Gorilla Glass. CEO Corning Wendell Weeks mengatakan kaca itu sangat kuat namun tak menemukan pasarnya, sehingga mereka berhenti membuatnya.

Jobs menyukai Gorilla Glass, namun Weeks tak bisa memproduksi kaca tersebut dalam jumlah besar dengan hanya waktu enam bulan saja. Namun bukan Jobs kalau tidak bisa 'memaksa' orang.

"Jangan takut. Anda pasti bisa. Pusatkan saja pikiran Anda untuk menemukan caranya. Pasti Anda bisa melakukannya," kata Jobs.

Berbagai persoalan selesai, Jobs kembali memperhatikan persoalan desain. Ia kembali menemui Ive dan menyatakan ketidakpuasannya atas desain atau casing dari iPhone.

"Teman-teman, kalian sudah mati-matian mengerjakan desain ini selama sembilan bulan terakhir, tetapi kita akan mengubahnya," kata Jobs kepada tim Ive.

"Kita semua akan bekerja pada malam hari dan akhir pekan, dan kalau mau, kami akan membagikan pistol untuk Anda yang ingin bunuh diri sekarang," ujarnya tenang yang apa boleh buat terpaksa disambut dengan anggukan kepala.

Bahkan hingga saat peluncuran hampir tiba Jobs pun masih melakukan perombakan karena dianggap belum sempurna. Seperti bingkai tipis dari stainlees steel, casing yang tak dapat dibuka, dan pembuataan ulang papan sirkuit untuk antena dan prosesor di dalamnya.

iPhone diumumkan di MacWorld 2007, di San Francisco dengan gegap gempita.

Ketika iPhone mulai dijual lima bulan kemudian, Jobs dan istrinya menikmati kehebohan fanboy yang berkumpul di luar Apple Store di Palo Alto, California dan menyambutnya bak pahlawan.

iPhone generasi pertama disebut Jesus Phone bukan hanya perkara memunculkan fans garis keras baru, namun juga kata pengamat bahwa iPhone dan Jobs memahami hasrat manusia.

Saya pun tersentak ketika salah satu penjaga Apple Store di Las Vegas membuyarkan lamunan saya. Penjaga itu menjelaskan beragam produk Apple dengan terperinci dan jelas, seperti kemauan Jobs dahulu. 

Ada kesan yang sulit tergambarkan melihat konsumen menenteng bungkusan produk Apple dan keluar dari Apple Store. Saya seperti menyaksikan ekspresi kegirangan bocah kecil yang mendapatkan mainan yang mereka inginkan sejak lama. Sama girangnya dan sama seperti anak kecilnya ketika saya membeli iPhone pertama kalinya..

(eno)
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER