Rupiah Loyo, Smartfren Berkukuh Tak Naikkan Harga

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Minggu, 20 Sep 2015 06:29 WIB
Smartfren tampaknya memilih untuk bertahan tidak menaikkan harga produk teknologi buatannya meski nilai tukar rupiah sedang loyo. Mengapa?
Smartfren Andromax M2S (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mata uang dolar Amerika Serikat yang menguat berdampak pada lemahnya nilai tukar rupiah. Meski kondisinya begitu, Smartfren tampaknya memilih untuk bertahan tidak menaikkan harga produk teknologi buatannya.

"Sejauh ini masih memantau pasar. Dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan tak akan ada perubahan harga," kata Head of Product Smartfren Indonesia, Sukaca Purwokardjono kepada sejumlah awak media di Cikarang, Bekasi.

Smartfren baru saja meluncurkan mobile wifi (Mifi) Andromax M2S terbaru hasil kerjasama Smartfren dengan LG. Produk ini secara resmi diluncurkan di pabrik LG Innotek Indonesia, di Cikarang, Bekasi, Kamis lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita berharap dolar tidak sampai tembus Rp 15 ribu. Kalau sampai seperti itu, saya enggak tahu deh gimana nanti," kata Sukaca, sambil tertawa kecil.

Khusus produk Mifi Andromax M2S, Sukaca menyatakan, selama ini proses perakitan sudah menekan biaya produksi agar lebih hemat. Andromax M2S disebut hanya memakai tiga komponen impor, yaitu papan sirkuit PCB, baterai, dan alat charger atau pengisian daya ulang.

"Sisanya sudah pakai komponen lokal di LG Innotek ini. Baterai kita memang masih bergantung dari impor, sementara PCB untuk sekarang masih dari kantor pusat LG di Korea Selatan. Rencananya akan melokalkan PCB secepatnya," kata Sukaca.

Itu ternyata cukup membantu penghematan biaya produksi dan menjadi salah satu faktor yang membuat produk itu ramah di kantong. Andromax M2S ini dibanderol Rp 599 ribu. Namun perusahaan memberikan potongan harga menjadi Rp 499 ribu untuk 500 ribu unit pertama yang terjual.

Sebelumnya, produsen asal China, Wiko, mengatakan bahwa perusahaan berencana menaikan harga handset seiring naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Lain halnya dengan harga perangkat Samsung yang sejauh ini belum mengalami kenaikan.

"Sekarang belum ada pengaruh dari segi harga produk kami karena masalah lemahnya rupiah. Belum ada rencana juga untuk menaikkan harga," tutur VP IT and Mobile Communication Samsung Indonesia, Andre Rompis saat berbincang beberapa waktu lalu. (ded/ded)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER