Masih Uji Coba, Berapa Tarif Aplikasi Bajaj Online?

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Rabu, 07 Okt 2015 16:07 WIB
Tarif yang dipatok aplikasi Bajaiapp ini berbeda dengan aplikasi pemesanan ojek digital seperti Gojek.
Pemesanan bajaj kini sudah merambah aplikasi online (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kendati saat ini bajaj adalah transportasi yang dinaungi oleh Organda atau organisasi angkutan darat, cara menetapkan tarif bajaj masih konvensional alias tawar-menawar secara langsung. Bagaimana setelah bajaj masuk ke aplikasi online?

Bajaiapp boleh dibilang merupakan aplikasi bajaj online pertama di Indonesia yang dibuat oleh PT Roda Mandiri Indonesia. Freyanto Njomin, CEO PT Roda Mandiri Indonesia, mengatakan tarif yang dikenakan oleh pihaknya masih dalam tahap ujicoba.

Meski masih uji coba dan tarifnya bisa berubah, namun secara umum tarifnya berbeda dengan aplikasi pemesanan ojek berbasis aplikasi seperti Gojek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk tarif dasar kita patok Rp 16.000 untuk 7,5 kilometer pertama setelahnya dihitung per 2,5 kilometer. Nah, ini bisa berubah-ubah tergantung kondisi jalan dan waktu tempuh. Tapi makin jauh, ya, bisa makin murah," terangnya, saat berbincang dengan CNN Indonesia.

Freyanto bilang, penetapan tarif itu didasarkan atas masukan dari para pemangku kepentingan, seperti Organda, Dishub, pemilik bajaj dan sopirnya sendiri.

Sementara untuk Gojek, penetapan tarifnya adalah Rp 25 ribu untuk 6 kilometer pertama dan Rp 2.500 per kilometer berikutnya.

CNN Indonesia pun melakukan uji coba aplikasi Bajaiapp. Pemesanan dari kawasan Mampang Prapatan menuju daerah Gambir, di luar waktu jam macet, dipatok dengan harga Rp 55 ribu. Aplikasinya pun sangat mudah dan user friendly.

Setelah menentukan lokasi penjemputan dan tujuannya. Pengguna bisa memilih berapa penumpang yang akan diangkut, dengan maksimal sebanyak empat orang.

Lalu berapa pembagian hasilnya? "Kami ini tidak bussines minded. Jadi sampai saat ini semua yang diterima diserahkan ke sopir bajaj," jelas Freyanto.

"Kami inginnya tidak mengambil keuntungan dari bagi hasil. Karena kami industri kerakyatan. Nanti, kami coba ajak Organda, Dishub dan sebagainya, untuk bagaimana mendapatkan penghasilan di luar ini," tandasnya.

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER