Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan media sosial Twitter telah memangkas 8 persen jumlah pekerjanya atau merumahkan sebanyak 336 pegawai sejak pendiri Twitter, Jack Dorsey, diangkat menjadi CEO permanen pada 5 Oktober lalu.
Sebagian besar pegawai yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) berasal dari divisi produk dan rekayasa. Langkah ini dilakukan perusahaan dalam rangka efisiensi dan fokus pada pengembangan produk.
Dalam emailnya ke karyawan berjudul "Twitter lebih fokus", Dorsey mengakui bahwa PHK merupakan keputusan yang sulit untuk dilakukan, tetapi aksi ini diyakini akan menempatkan perusahaan di jalur yang lebih kuat untuk tumbuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tidak mudah. Tapi itu benar," kata Dorsey seperti dikutip dari CNN Money.
"Dunia membutuhkan Twitter kuat, dan ini merupakan langkah untuk sampai ke sana," lanjutnya menegaskan.
Meskipun divisi rekayasa Twitter akan dipangkas jumlah pekerjanya, namun Dorsey berpendapat hal ini akan membuat divisi tersebut gesit.
Dorsey tidak menjelaskan prioritas baru Twitter setelah perampingan perusahaan. Namun, ia mengatakan bahwa tim eksekutifnya akan bekerja sesuai dengan rencana efisiensi untuk Twitter, Vice dan Periscope.
CEO Twitter yang baru sepekan menjabat ini mengakui bahwa PHK akan menyakiti moral dan akan sulit untuk diterima. Namun, dia menjamin karyawan yang terkena PHK akan mendapatkan kompensasi yang cukup.
"Kami melakukan ini dengan sangat hormat untuk setiap orang," tulis Dorsey dalam surelnya.
Sebelumnya, Twitter mempekerjakan sekitar 4.100 orang di lebih dari 35 kantor di seluruh dunia.
Perusahaan saat ini sedang berupaya meningkatkan pertumbuhan pendapatan. Mereka juga berusaha meningkatkan daya tarik layanan di tengah pertumbuhan jumlah pengguna yang mengalami stagnasi
"Twitter akan berusaha keras untuk mengurus setiap individu dengan menyediakan paket PHK yang murah hati serta membantu mencari pekerjaan baru," kata Dorsey.
Twitter melaporkan jumlah pertumbuhan rata-rata penggunanya pada kuartal dua 2015 mengalami pertumbuhan paling lambat sejak mereka melantai di bursa saham pada 2013.
Dorsey berkata jumlah penggunanya pada kuartal dua 2015 ini berada di angka 304 juta, naik dari 302 juta pengguna pada kuartal sebelumnya.
(ags/ags)