Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang remaja berusia 15 tahun dari Irlandia Utara ditangkap karena dicurigai telah membobol data pelanggan dari perusahaan telekomunikasi di Inggris bernama TalkTalk. Time melaporkan remaja ini diduga telah membobol data personal lebih dari 4 juta pelanggan perusahaan tersebut.
Penangkapan remaja ini dilakukan setelah dilakukan penyelidikan gabungan dari Police Service of Northern Ireland (PSNI), Metropolitan Police Cyber Crime Unit (MPCCU), dan National Crime Agency. TalkTalk juga menyewa BAE Systems, perusahaan yang merupakan gabungan dari British Aerospace (Bae) dan Marconi Electronic Systems (MES) untuk melakukan penyelidikan.
Remaja laki-laki yang tak disebutkan namanya tersebut ditangkap berdasarkan hasil penyelidikan yang menemukan alamat si peretas. Setelah ditangkap, remaja ini pun ditahan di kantor polisi setempat untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait dugaan tindakan pelanggaran dan penyalahgunaan komputer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilaporkan dalam The Guardian, Dido Harding, CEO TalkTalk mengatakan bahwa informasi terkait kartu kredit yang berhasil dibobol hanyalah sedikit sehingga mereka meyakini kemungkinan kecil bagi si peretas untuk bisa mengakses kartu kredit dan mencuri uang dari akun pelanggan.
Richard Lloyd, Executive Director TalkTalk mengatakan, "Kami mengharapkan tidak ada yang dirugikan dari kejadian ini. TalkTalk akan terus melakukan penyelidikan dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk para pelanggan, seperti memberikan kompensasi bagi mereka yang mungkin menjadi korban yang dirugikan."
"Bagi mereka yang mungkin menjadi korban dari pembobolan data ini, mereka bisa memutuskan kontrak tanpa harus membayar denda," lanjutnya.
Pelanggan yang memutuskan kontrak di pertengahan dengan TalkTalk biasanya akan dikenakan denda sebesar 300 poundsterling atau sekitar Rp 6,2 juta rupiah. Namun, TalkTalk melalui juru bicaranya mengatakan bahwa sejauh ini terlalu dini untuk menentukan apakan pelanggan memiliki hak untuk memutuskan kontrak dengan TalkTalk dikarenakan belum banyak data dan fakta yang cukup terkait kerugian yang mungkin dialami dari peristiwa pembobolan data ini.
Setelah kejadian pembobolan data ini diketahui Rabu lalu, saham TalkTalk sempat turun sebesar 12 persen. Menurut Reuters, kejadian ini telah membuat kerugian sebesar 360 juta poundsterling atau sekitar Rp 7,5 miliar bagi perusahaan yang juga operator penyedia TV berbayar itu.
(eno/tyo)