Jakarta, CNN Indonesia -- Para penggemar film James Bond akan segera terlampiaskan kerinduannya setelah film ke-24 Bond berjudul Spectre, tayang secara global pada 6 November 2015.
Karakter James Bond kerap membawa sejumlah
gadget canggih yang bisa membantu menyelesaikan misi. Peralatan itu kini bukan fiktif belaka, karena beberapa pihak memikirkan hal itu untuk direalisasikan dalam dunia nyata.
Alat seperti ransel jet, jam pintar, hingga telepon selular yang bisa mengendalikan mobil adalah beberapa peralatan canggih James Bond yang dulu hanya angan-angan, tapi sekarang ada beberapa yang jadi kenyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ransel JetKemajuan teknologi kini telah memungkinkan manusia untuk bisa terbang. Jawabannya adalah dengan menggunakan ransel jet. Baru-baru ini, Jetman Dubai merilis video yang menampilkan dua orang pria, yaitu Jetman Yves Rossy dan Vince Reffet yang sedang terbang menggunakan ransel jet, seperti dilaporkan
The Verge.
Ransel jet ini membuat mereka bisa terbang mencapai ketinggian lebih dari 1.200 meter serta melakukan aksi menakjubkan di atas langit. Tidak hanya itu, di dalam video pun ditampilkan bahwa mereka bisa mencapai kecepatan pesawat terbang Emirates asal Dubai yang saat itu terbang berdampingan dan melakukan aksi bersama mereka.
Ide ransel jet ini bisa jadi terinspirasi dari film James Bond berjudul Thunderball yang dirilis pada tahun 1965. Dalam film ini, James Bond terlihat menggunakan ransel jet untuk terbang dan melarikan diri dari 2 orang penembak. Ransel jet ini memudahkannya untuk bisa terbang dan berpindah tempat.
Setelah itu, diketahui pada tahun 2008, sebuah perusahaan asal Selandia Baru bernama Martin Aircraft mulai membuat mesin jet seperti pada film James Bond. Mesin ini dapat membawa seseorang terbang dengan ketinggian mencapai 1.500 meter, dengan kecepatan maksimum mencapai 97 km/jam.
Ransel jet dari film James Bond ini mungkin telah menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan kini untuk mengembangkan teknologi ransel jet yang bisa membantu manusia bisa 'terbang'.
Sekarang ini, kamera bukan hanya sekedar menjadi alat yang dapat digunakan untuk mengabadikan momen menjadi foto. Kamera dapat digunakan dalam berbagai lingkungan, seperti di dalam air. Bahkan, kamera juga dapat digunakan untuk mendeteksi sebuah apa yang terdapat dalam sebuah objek melalui teknologi inframerah.
Sebagai contohnya, ada kamera Olympus Stylus TG-3 yang dapat digunakan di dalam air sampai kedalaman 15 meter. Kamera ini juga dilengkapi dengan sistem pemosisi global, kompas, serta pengukur kedalaman dan tekanan.
Jenis kamera inframerah bawah air ini juga terinspirasi dari film James Bond berjudul Thunderball (1965). Di dalam film, digambarkan bagaimana Bond menggunakan kamera inframerah bawah air bisa untuk mendeteksi isi dari sebuah kapal yacht.
Sistem kendali mobil dari ponselSalah satu kecanggihan teknologi yang terinspirasi dari film James Bond adalah sistem kendali mobil dari ponsel. Pada film Tomorrow Never Dies (1997), Bond mengemudikan mobil BMW 750 dari kursi belakangnya dengan menggunakan ponsel Ericsson.
Kini, sudah mulai bermunculan aplikasi yang dibuat untuk bisa mengendalikan mobil melalui ponsel pintar.
Beberapa perusahaan seperti Jaguar dan Land Rover telah mengembangkan sistem khusus untuk bisa mengendalikan mobil, seperti memarkir mobil atau membuka pintu mobil ketika tidak bisa dibuka dengan menggunakan ponsel pintar.
Perusahaan-perusahaan kendaraan ini bekerja sama dengan beberapa penyedia sistem perangkat lunak seperti QNX, Windows, dan Linux untuk mengembangkan sistem kendali mobil dari ponsel, seperti dilaporkan Forbes.
Jam tangan kini bukan lagi sekadar menjadi sebuah alat penunjuk waktu yang bisa dibawa ke mana-mana. Kini telah lahir generasi jam tangan pintar, di mana jam tangan ini bisa digunakan selayaknya sebuah ponsel. Pengguna juga bisa melakukan berbagai aktivitas sehari-hari yang dibantu dengan jam tangan ini, seperti mendengarkan musik dan mengakses email.
Ide pembuatan jam tangan pintar ini sebenarnya telah ada di film James Bond sejak tahun 1983. Dalam film Octopussy, film ini menampilkan jam tangan milik Bond yang memiliki layar kecil serta dapat digunakan untuk menerima transmisi serta melihat video secara langsung.
Belum lama ini, berbagai brand seperti Apple dan Fossil berlomba-lomba untuk meluncurkan produk jam tangan pintar. Meskipun sejauh ini jam tangan pintar yang sudah ada di pasaran belum bisa digunakan untuk menonton video secara langsung seperti pada film James Bond, tidak lama lagi pastinya kecanggihan jam tangan pintar ini akan terus diperbaharui.
Meja pintar yang dapat disentuhFilm James Bond selalu menghadirkan kecanggihan teknologi yang selalu memukai. Salah satunya adalah adanya meja pintar yang dapat disentuh. Meja ini terbentang bagaikan layar besar dari sebuah komputer yang dapat menampilkan gambar-gambar.
Dalam film Quantum of Solace (2006) diperlihatkan bagaimana para anggota MI6 menggunakan sebuah meja pintar yang dapat disentuh untuk mengakses dan mencari berbagai informasi terkait Dominic Green. Meja ini dapat disentuh oleh orang-orang serta memudahkan penggunanya untuk melakukan pekerjaan, khususnya yang membutuhkan layar besar serta cara mengakses yang mudah.
Hanya berselang dua tahun dari kemunculan film ini, pada tahun 2008 Microsoft dan Samsung merilis sebuah platform interaktif komputer yang diber nama Microsoft PixelSense. Platform ini terliha seperti meja besar yang bisa mendeteksi sentuhan jari, tangan, dan objek yang diletakkan pada layar. Meja ini juga menggunakan kamera sebagai media interaksi melalui penglihatan.
Ada pula GestureTek, sebuah perusahaan teknologi yang menggunakan konsep meja pintar yang bisa disentuh ini untuk membuat meja pintar yang dapat memudahkan pekerjaan manusia.
Selain itu ada pula peralatan untuk memalsukan sidik jari seseorang. Seperti diketahui bahwa sidik jari adalah suatu tanda yang membedakan setiap orang. Namun apa jadinya bila sidik jari bisa dipalsukan menggunakan kecanggihan teknologi?
James Bond dalam film Diamonds are Forever (1971) menggunakan sidik jari palsu yang ia tempelkan pada ibu jarinya. Sidik jari palsu ini ia gunakan untuk mengelabui musuhnya dan untuk membuka koper milik orang lain.
Kini, sidik jari palsu juga dapat dibuat dengan kecanggihan teknologi.
Pada tahun 2014 lalu, Mark Rogers, seorang peneliti keamanan ponsel dari perusahaan Lookout berhasil membuat sidik jari palsu. Pertama, ia mencetak sidik jari dari aplikasi sensor Touch ID Apple, kemudian ia membuat sidik jari palsu menggunakan papan sirkuit. Alhasil, sidik jari palsu buatannya bisa digunakan untuk mengelabui sensor ini untuk mengakses ponsel lain.