Jakarta, CNN Indonesia -- Badan antariksa Amerika Serikat, NASA, memutuskan untuk menyingkirkan Boeing dari kompetisi kontrak bernilai miliaran dollar untuk menerbangkan kargo ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS), Kamis (5/11).
NASA belum menunjuk perusahaan swasta lain yang akan menggantikan posisi Boeing dalam kompetisi ini, dan berencana baru mengumumkannya pada dua bulan mendatang.
Sebelumnya, Boeing telah menawarkan pesawat antariksa nirawak Starliner CST-100. Program ini didukung oleh NASA dengan bantuan dana US$ 4,2 miliar untuk mengembangkan pesawat antariksa itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi ternyata, NASA memutus dukungan tersebut. "Kami menerima surat dari NASA dan dari CRS-2," tulis juru biara Boeing, Kelly Kaplan, seperti dikutip Reuters. "Saya tidak berpikir kami tahu alasannya sampai kami menanyai NASA."
NASA sendiri menolak mengumumkan alasan untuk menjatuhkan Boeing dalam proyek mengantar kargo ke ISS ini. "Ini adalah pengadaan yang sangat kompleks," kata juru bicara NASA, Kathryn Hambleton.
Badan antariksa ini punya misi melakukan penelitian senilai US$ 100 miliar untuk mengirim kargo ke ISS sekaligus mencapai visi mengirim manusia ke planet Mars.
Sejauh ini, NASA telah bermitra dengan perusahaan pengembang pesawat antariksa Orbital ATK dan SpaceX untuk mengembangkan kendaraan menuju luar angkasa.
Kontrak ini amat penting bagi Amerika Serikat untuk penerbangan ke antariksa setelah NASA menutup program Space Shuttle pada 2011. Sejak saat itu, Amerika Serikat bergantung dengan pesawat antariksa Soyuz buatan Rusia. NASA harus membayar US$ 70 juta agar seorang astronot dapat menaiki Soyuz ke ISS.
Oleh karena itu, jika proyek ini berhasil maka ketergantungan Amerika Serikat terhadap Rusia dalam urusan keantariksaan akan berakhir.
Perusahaan lain yang juga tertarik dengan program NASA ini adalah Lockheed Martin dan Sierra Nevada, di mana mereka menawarkan jenis kendaraan yang benar-benar baru.
(adt)