Facebook Akhirnya Bebaskan Akun Wanita Bernama Isis

Marry Marsela | CNN Indonesia
Rabu, 18 Nov 2015 11:01 WIB
Facebook sempat memblokir akun wanita Isis Anchalee karena dianggap terkait dengan organisasi ISIS. Namun akun tersebut akhirnya dibebaskan.
Facebook sempat memblokir akun wanita Isis Anchalee karena dianggap terkait dengan organisasi ISIS. Namun akun tersebut akhirnya dibebaskan. (dok.Twitter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Facebook sempat memblokir akun wanita Isis Anchalee karena dianggap terkait dengan organisasi ISIS. Namun akun tersebut akhirnya dibebaskan.

Setelah tiga kali mengirimkan foto paspornya sebagai verifikasi, akhirnya Anchalee kembali diberi akses oleh Facebook untuk menggunakan akunnya pada Rabu (18/11).

"Tiga kali mengirimkan informasi mungkin adalah kuncinya. Sekarang saya bisa kembali mengakses Facebook," ungkap Anchalee pada akun Twitternya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anchalee juga menampilkan cuplikan pesan dari Facebook yang meminta maaf padanya terkait kejadian ini.


"Halo Isis, terima kasih telah melakukan verifikasi identitas. Kami telah membuka kembali akun anda, dan anda sudah bisa mengaksesnya. Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan ini. Jika anda kembali memiliki masalah untuk mengakses akun anda, silahkan beritahu kami."

Selain itu, ia juga sempat me-retweet salah seorang pekerja Facebook yang meminta maaf atas kejadian yang dialami Anchalee.

"Isis, maaf atas kejadian ini. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya telah melaporkan hal ini dan kami sedang bekerja untuk memperbaikinya," tulis Omid Farivar dari Facebook.


Sebelumnya, Anchalee menyatakan bahwa akunnya telah diblok oleh Facebook karena memiliki nama depan yang sama dengan kelompok teroris ISIS yang belakangan sedang marak melakukan serangan, serta diduga menggunakan aplikasi yang dapat mengenkripsi pesan.

"Facebook mengira saya adalah seorang teroris," ungkap Isis Anchalee dalam sebuah tweet pada Selasa (17/11).

Isis Anchalee hanyalah satu dari sekian banyak orang yang mengalami masalah yang sama terkait nama yang diblokir oleh Facebook. Sebelumnya, ada pasangan asal Arizona yang mengaku sempat diblokir oleh Facebook karena memiliki nama belakang yang tidak biasa yaitu 'Avatar'.

Pada bulan Mei lalu, sebuah komunitas LGBT asal San Francisco juga sempat memprotes kebijakan penamaan Facebook yang mengharuskan penggunanya menggunakan "nama asli". Padahal, nama asli seseorang sangatlah bervariasi dan mungkin bisa terdengar 'asing' bagi sistem Facebook.


Seorang netizen bahkan merasa bahwa dampak kebijakan penamaan Facebook terhadap kasus Anchalee terkesan berlebihan.

"Ini adalah hal yang konyol. Sebagai seorang programmer, saya sangat menghargai otomatisasi. Namun kejadian ini terlalu jauh dan berlebihan," respon Thorin Schimdt terhadap tweet Anchalee.

Terlepas dari berbagai komentar yang ada, Anchalee tidak mempermasalahkan lebih lanjut terkait pemblokiran yang telah dialaminya. Wanita berusia 22 tahun yang berprofesi sebagai insinyur ini hanya ingin kembali mendapatkan akses terhadap akun Facebooknya.

(eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER