Jakarta, CNN Indonesia -- Para petinggi di raksasa teknologi Samsung Electronics harus mengalami penurunan pendapatan dari segi tunjangan insentif mereka. Tak tanggung-tanggung, pemasukan mereka berkurang sampai 80 persen jika dibandingkan tahun 2014 lalu.
Sang CEO Kwon Oh-hyun yang merupakan pucuk pimpinan dengan pendapatan tertinggi, dilaporkan menerima keseluruhan gaji sebesar 3,82 miliar won atau setara Rp 44,9 miliar.
Angka tersebut sudah termasuk dari bonus insentif sebesar 2,23 miliar won yang berakhir pada September kemarin. Jika dibandingkan tahun lalu, total pendapatan Oh-hyun di periode yang sama mencapai 6,25 miliar won atau sekitar Rp 73 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anjloknya pendapatan paling parah dialami oleh pimpinan bisnis perangkat mobile, Shin Jong-kyun. Tahun lalu ia berhasil meraup 12,03 miliar won atau sekitar Rp 140 miliar, kini Jong-kyun hanya 2,28 miliar won yang setara dengan Rp 26 miliar.
Sementara Yoon Boo-keun yang menjabat sebagai pimpinan divisi consumer electronic business menerima total gaji 2,34 miliar won yang setara Rp 27,4 miliar. Sedangkan di periode yang sama pada 2014 lalu, ia mengantongi 3,61 miliar won atau sekitar Rp 42 miliar.
Mengutip situs Korea Herald, gaji mereka hampir stabil, hanya tunjangan insentif yang berkurang. Hal ini disebut-sebut karena penjualan produk Samsung yang dianggap lambat di sepanjang 2015.
Sementara Sammobile mewartakan, Samsung secara resmi menyatakan perlu beradaptasi dengan cepat terhadap pasar yang semakin berkembang agar bisa tetap berjaya di tengah persaingan.
Laporan keuangan Samsung yang belum lama dirilis ini memang memperlihatkan penurunan empat persen menjadi US$ 5,9 miliar atau Rp 79,4 triliun untuk tahun fiskal kuartal kedua 2014.
Untuk divisi mobile yang awalnya memiliki keuntungan sekitar US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 51 triliun, dilaporkan juga mengalami penurunan menjadi US$ 2,4 miliar atau setara Rp 32 triliun pada kuartal yang sama.
Menurut kantor berita Reuters dan Bloomberg, kemerosotan Samsung ini disinyalir berasal dari kurangnya antisipasi popularitas Galaxy S6 Edge dan ketidakmampuan perusahaan untuk mempertahankan permintaan besar.
 Samsung Galaxy S6 gagal mengangkat performa vendor ini (REUTERS/Andrew Kelly) |
Dua ponsel andalannya, Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge dinilai gagal membuat mereka meraih target. Persaingnya pun semakin keras setelah iPhone meluncurkan iPhone 6 dengan layar yang lebih besar.
Pada awal Agustus kemarin, Samsung secara resmi menurunkan harga Galaxy S6. Di Inggris harganya turun 60 poundsterling dari 499 poundsterling. Kebijakan serupa juga diberlakukan di Belanda.
Koreksi harga tersebut sebenarnya sudah mulai dibisikkan Samsung pada awal Juli 2015. Saat itu sang raksasa elektronik mengganggap pencapaiannya kurang memuaskan.
(tyo)