Nokia Bisa Percepat Inernet 5G Berkat Alcatel-Lucent

Aditya Panji | CNN Indonesia
Selasa, 24 Nov 2015 05:47 WIB
CEO Nokia Rejeev Suri mengatakan, teknologi dan sumber daya penelitian Nokia dan Alcatel-Lucent akan digabungkan untuk mengembangkan Internet 5G.
Kantor pusat Alcatel-Lucent di Boulogne-Billancourt yang tidak jauh dari Paris, Perancis. (REUTERS/Gonzalo Fuentes)
Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen infrastruktur telekomunikasi Nokia mengatakan aksi akuisisi mereka terhadap Alcatel-Lucent, akan memberi ruang lingkup besar dalam melakukan investasi teknologi baru, termasuk jaringan Internet mobile 5G.

CEO Nokia Rejeev Suri mengatakan, teknologi dari Nokia dan Alcatel-Lucent akan digabungkan untuk mengembangkan generasi berikutnya Internet nirkabel yang diharapkan mulai dikomersialkan pada 2020.

Jika dana penelitian dan pengembangan dua perusahaan ini digabungkan pada tahun lalu, maka dana yang dikumpulkan ada sekitar 4,7 miliar euro.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki skala lebih untuk berinvestasi di 5G ketimbang kami harus melakukannya sendiri," kata Suri seperti dikutip dari Reuters.

"Tahun berikutnya adalah kunci, ini adalah mengapa waktu akuisisi ini tepat," lanjut Suri. "Di era 4G, dua perusahaan yang terpisah memiliki dua portofolio yang berbeda, tetapi dengan merger ini, kami bisa berinvestasi dan memasarkan lini produk tunggal 5G."

Nokia saat ini dalam proses melakukan penyelesaian transaksi akuisisi Alcatel-Lucent yang bernilai US$ 16,6 miliar atau sekitar Rp 213 triliun. Rencana ini diumumkan kedua perusahaan pada Juli 2015.

Hasil gabungan dua perusahaan ini akan diberi nama Nokia Corp. Rajeev Suri dipercaya sebagai CEO oleh para pemegang saham.

Akhir bulan lalu, Nokia mengatakan dengan aksi ini mereka diharap bisa melakukan penghematan hingga 900 juta euro sampai 2018.

Suri berkata ia berencana memiliki lebih dari 10 ribu manajer terpilih dari dua perusahaan saat transaksi akuisisi ditutup.

Penggabungan dua perusahaan ini membuat Nokia menjadi perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi terbesar kedua di belakang Ericsson asal Swedia.

Nokia pun tentu berharap langkah mereka dapat menantang produsen asal China, seperti Huawei dan ZTE, yang agresif menawarkan produk dan layanan harga terjangkau. (adt/eno)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER