Jakarta, CNN Indonesia -- Dari 1.000 responden di Indonesia yang mengikuti survei dari perusahaan konsultasi Accenture, sebanyak 31 persen responden usia 24 sampai 54 tahun memiliki lebih dari satu perangkat pribadi yang terdiri dari ponsel pintar, tablet, dan laptop atau desktop. Mereka inilah yang dinamakan
screenagers.
Fenomena munculnya screenager diakui oleh managing Director Accenture Digital Mohammed Sirajuddeen merupakan penanda utama dari kemajuan dunia digital yang semakin pesat, baik secara global atau yang terjadi di Indonesia.
"
Screenager adalah orang-orang yang menggunakan
device lebih dari satu -- ponsel pintar, tablet, sampai komputer jinjing alias laptop. Mereka adalah orang-orang yang tak pernah puas dengan
digital appetite," ujar Sirajuddeen kepada sejumlah awak media di kantor Accenture, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemunculan
screenager dianggap sebagai salah satu tren kemajuan digital di Indonesia tahun 2015 ini. Selain jumlahnya yang banyak di Indonesia, tren selanjutnya dari
screenager adalah mereka yang begitu melek teknologi ini nyatanya masih belum sepenuhnya percaya terhadap penyimpanan data di dunia online.
Managing Director, Communication, Media, and Technology Lead Accenture Indonesia Wong Tjin Tak mengatakan bahwa ada 48 persen responden mengaku mereka tidak khawatir menyimpan data pribadi mereka di ranah online.
"ada sebanyak 49 persen para
screenager mengaku mereka lebih percaya berbagi data pribadi mereka di media sosial, sementara 29 persennya di bank komersial. Kalau untuk media sosial, mereka merasa lebih rela menyimpan data pribadi karena merasa di platform tersebut bisa terhubung dan berkomunikasi dengan teman-teman," ungkap Wong saat dijumpai di tempat yang sama.
Survei Accenture ini tak hanya dilakukan di Indonesia, namun juga secara global. Sejumlah negara yang juga mengikuti survei ini di antaranya Korea Selatan, Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.
 (DariuszSankowski/Pixabay) |
Lantas kira-kira apa perbedaan antara screenager di Indonesia dengan negara lain?
"Paling mendasar adalah bagaimana
screenager di Indonesia keranjingan oleh gadget namun mereka masih harus menunggu perkembangan infrastruktur yang memadai untuk bisa mengakses internet secara cepat. Tentu jika dibanding Korea Selatan, Indonesia masih tertinggal," ungkap Sirajuddeen saat berbincang dengan CNN Indonesia.
Sirajuddeen pun optimis bahwa perkembangan digital di Indonesia akan semakin meningkat seiring infrastruktur broadband tengah ditingkatkan oleh pemerintah dan perusahaan telekomunikasi. Ia mengaku, bahwa pemanfaatan perangkat
wearable nantinya akan semakin umum di Indonesia jika konektivitasnya sudah mumpuni di masa depan.
(tyo)