OS Lokal Penantang Cyanogen Belum Pikirkan Paten

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Minggu, 20 Des 2015 04:03 WIB
OS ID3OS, sistem operasi ponsel buatan lokal, tak berpikir untuk mengajukan paten karena beberapa hal.
OS ID30S (dibaca Ideos) merupakan sistem operasi untuk ponsel buatan lokal (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di industri teknologi, perang paten terhadap sebuah teknologi yang dikembangkan perusahaan sudah seringkali terjadi. Pemanufaktur ponsel Tata Sarana Mandiri (TSM) yang baru saja mengembangkan sistem operasi lokal, ID3OS memiliki pandangan sendiri terhadap masalah ini.

Satu contoh perang paten yang terjadi adalah antara Samsung dan Apple, salah satunya menyinggung fitur pinch to zoom. Secara keseluruhan, Samsung disebut bakal membayar Rp 7,1 triliun kepada Apple karena mencontek desainnya.

OS lokal baru, ID3OS (baca: Ideos) dari TSM menggunakan fungsi "pattern" untuk membuka kunci ponsel dan "slide to open" untuk mengaktifkan ponsel dalam tampilan guest mode.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, ID3OS juga menonjolkan fitur Panic Button untuk memberi peringatan kepada orang-orang terdekat mengenai informasi lokasi geografis tempat si pengguna berada, khususnya dalam keadaan genting.


Saat ditanyakan apakah TSM berencana mematenkan teknologi yang mereka gunakan, Joegianto selaku Director of Business Development memberi tanggapan.

"Di Indonesia, untuk mengajukan paten tak semudah di luar negeri. Di sini kalau tidak salah paten dari satu aplikasi saja bisa mencapai Rp 250 juta. Belum lagi reviewnya, bisa memakan waktu tiga tahun," ungkapnya.

Seakan membandingkan Intellectual Property (IP) yang begitu dihargai di luar negeri ketimbang di Indonesia, Joegianto menyatakan sudah banyak pemain lokal bela-belain mengajukan paten di negara asing.

"Kami di sini kalau memang ada yang tertarik menggunakan teknologi yang kami kembangkan, kami dengan terbuka akan berbagi insight," lanjutnya.

Yang jelas, sistem operasi ID3OS yang berbasis Android ini diakuinya tidak akan 'pilih kasih' terhadap brand atau vendor yang tertarik menggunakannya — baik lokal maupun global.


"Untungnya bagi produsen global jika menggunakan OS kami, klaim TKDN dari ID3OS adalah 10 persen," sambungnya sambil berkelakar.

Sejauh ini ID3OS sudah menjalin kerjasama dengan dua produsen lokal agar sistem operasinya bisa berjalan di kedua produk. Namun ia belum mau memberi rinciannya.

Rencana dirilis pada Januari 2016 dalam versi premium untuk vendor dan disusul versi live untuk umum, Joegianto mengaku bakal membawa ID3OS ke ranah internasional.

Mengklaim satu level dengan Cyanogen, Joegianto menjelaskan bahwa ID3OS dikembangkan dari tingkat kernel (fondasi) Android. Jadi ketika sebuah vendor menggunakan OS lokal ini, maka sistemnya menggunakan format ID3OS tapi tampilan antarmuka (user interface/UI) tetap berdasarkan desain mereka masing-masing.

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER