China Ingin Atasi Buruknya Sanitasi dengan Teknologi

Marry Marsela | CNN Indonesia
Senin, 21 Des 2015 21:01 WIB
China memang dikenal punya sanitasi publik yang buruk. Untuk mengatasinya, pemerintah setempat membangun sanitasi baru yang dilengkapi WiFi, TV dan mesin ATM.
Reuters/Kim Kyung-Hoon
Beijing, CNN Indonesia -- China memang dikenal punya sanitasi publik yang buruk. Untuk mengatasinya, pemerintah setempat membangun sanitasi baru yang dilengkapi WiFi dan TV layar lebar.

Di daerah Fangshan, sebelah barat daya Beijing, tepatnya di pojok Fuqian Square, pemerintah setempat telah membangun toilet umum yang tergolong canggih di sana. Banyak layanan yang tidak akan dijumpai di tempat lain, bahkan toilet hotel sekali pun.

Menurut juru bicara Beijing Environmental Sanitation Engineering Group, toilet dengan teknologi canggih itu tak sekadar untuk memperbaiki citra buruk toilet di China, tapi juga akan menjadi ruang kelima bagi keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengguna toilet umum itu akan dimanjakan dengan layar televisi personal yang ditempatkan pada setiap bagian toilet sehingga pengguna toilet bisa menonton dari jarak dekat. Selain itu, toilet ini juga menawarkan jaringan internet Wi-Fi serta alunan musik cello untuk menemani para penggunanya, sebelum akhirnya melakukan penyiraman dengan bantuan teknologi 'siraman bertenaga turbo' dan memanfaatkan air daur ulang dari wastafel.

“Bahkan, suara siraman air toilet pun berbeda. Mungkin hal ini dilakukan untuk menarik banyak pengunjung internasional. Mereka akan memiliki pandangan berbeda dari yang sudah ada bila melihat toilet ini,” ujar Zhou Wang, supir berusia 25 tahun dari Beijing.

Tidak berhenti sampai di situ, fasilitas sanitasi publik ini juga memiliki mesin ATM dan mesin penjual otomatis yang terletak di ruangan yang terpisah dari toilet yang disediakan.

China memang diketahui memiliki sistem sanitasi yang terbilang buruk. Tercatat sejak tahun 1990 hingga 2010, China berusaha untuk memperbaharui fasilitas sanitasi publik untuk sekitar 593 juta warganya. Namun, selama bertahun-tahun setidaknya masih terdapat sekitar 14 juta orang yang masih buang air besar di area terbuka, seperti ditulis dalam Dailymail.

Meskipun inovasi ini mendapat sambutan cukup baik yang ditandai dengan antrian orang-orang yang 'keasyikan' berada di dalam toilet ini, namun ada pula beberapa warga yang sempat mengkritik pemerintah karena terkesan 'membuang-buang uang' yang untuk sebuah toilet umum.

“Ada apa dengan toilet yang lama? Pemerintah punya 'terlalu banyak uang' dan tidak tahu bagaimana cara menggunakannya,” kritik pedas warga bernama Li Wen (39 tahun) yang berprofesi sebagai salesman.

Daripada digunakan untuk memperlengkapi toilet dengan sederet kecanggihan teknologi, banyak pihak yang berharap pemerintah mengalokasikan dana tersebut untuk kembali memperbaiki fasilitas di daerah-dearah miskin yang masih tertinggal di negeri tirai bambu.

Terlepas dari kritik yang dituai, ke depannya pemerintah berencana akan merenovasi sekitar 57 ribu toilet dan memperlengkapinya dengan perangkat elektronik canggih.

“Ini hanyalah sebuah toilet. Mengapa mereka harus membuatnya menjadi begitu bagus? Pemerintah menadahkan tangannya dan meminta warga membayar pajak. Mengapa mereka tidak mendonasikan uang tersebut untuk membangun lingkungan yang miskin?,” ungkapan hati seorang mantan petani bernama Lei Junying (74 tahun) yang tinggal di Fangshan.

(eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER