NASA: Objek Misterius Tewaskan Pria India Bukan Meteorit

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Kamis, 11 Feb 2016 13:27 WIB
Badan Antariksa AS (NASA) menanggapi soal dugaan tewasnya warga India karena tertimpa meteor.
Ilustrasi ( Thinkstock/Ideas_Studio)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa hari lalu India dihebohkan oleh dugaan batu meteorit yang jatuh dari langit. Sebab, kejadian ini menewaskan satu orang. Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA pun angkat bicara.

Objek yang diduga datang dari angkasa itu jatuh di dekat sebuah perguruan tinggi di kota Vellore, negara bagian Tamil Nadu, India, yamenyebabkan satu orang tewas yang merupakan sopir bus, tiga orang luka, dan kerusakan lain di sekitar tempat jatuhnya objek antariksa itu.

Dampak dari ledakan objek misterius itu dilaporkan berupa kawah sedalam 1,5 meter dan lebar 61 sentimeter. Kepolisian setempat segera melakukan investigasi dan menemukan batu berwarna hitam di dekat kawah kecil tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Dengan mempertimbangkan sebelumnya tidak ada prediksi soal hujan meteor. Sudah pasti fenomena ini termasuk langka jika betulan meteorit," ujar ketua dekan kampus, G.C. Anupama.

Badan antariksa asal Amerika Serikat, NASA turut menanggapi peristiwa ini. NASA berujar, foto dampak ledakan yang tersebar online tersebut sebetulnya lebih kepada "ledakan yang terjadi di daratan" ketimbang berasal dari objek antariksa.

Staf divisi penelitian planet di NASA Lindley Johnson mengatakan dalam sebuah pernyataan email, kematian yang disebabkan oleh batu meteorit sangat jarang dan sejauh ini belum pernah tercatat secara ilmiah dalam sejarah.


"Sebelum kejadian asteroid Chelyabinsk di Rusia 3 tahun lalu, kejadian seperti ini tentunya sangat langka," begitu ungkap Lindley, mengutip situs National Post.

Diketahui asteroid Chelyabinsk yang menghantam langit Rusia pada 2013 lalu memiliki ukuran diameter 'hanya' 20 meter dan menghasilkan hampir 30 kali lebih kuat dari serangan bom atom Hirosima Nagasaki di Jepang.

Sementara objek misterius di India itu beratnya hanya beberapa gram saja dan bentuknya kemudian diyakini sebagai pecahan batuan normal di Bumi.

Meteor dan meteorit sendiri merupakan dua istilah yang berbeda. Seperti dijelaskan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, meteor adalah batuan antariksa yang menyerupai bola api nan bercahaya, di mana ia akan terbakar jika masuk ke atmosfer Bumi. Nah, sisa-sisa dari pembakaran meteor ini dinamakan meteorit.

Oleh karena itu, meteorit memang biasanya masih berbentuk batu-batu kecil. Namun sangat mungkin juga ukurannya masif yang mencapai belasan meter apabila si meteornya juga raksasa.

Ia bahkan menambahkan, secara tafsiran setiap harinya 25 ribu ton batuan antariksa masuk ke Bumi, termasuk meteor. Jika ukurannya kecil maka besar kemungkinan saat ia terbakar di atmosfer Bumi, maka tidak akan menyisakan puing atau meteorit. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER