Jakarta, CNN Indonesia -- Pendiri perusahaan peranti lunak antivirus dan keamanan siber McAfee, John McAfee mengatakan bakal jadi pihak 'penengah' pada kasus penolakan Apple terhadap permintaan pengadilan Amerika Serikat agar membobol ponsel iPhone 5c milik penembak San Bernardino, California.
"Saya akan mendekripsi ponsel iPhone 5c pemilik kasus San Bernardino secara cuma-cuma, jadi Apple tidak perlu membuka pintu sistem keamanan di produknya," ungkap McAfee yang kini menjadi kandidat presiden Partai Libertarian AS.
Menurut McAfee, pemerintah AS selama ini telah mengacaukan sistem keamanan dan pertahanan siber negara yang sebetulnya terbilang sangat "kuno".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengitup situs
Ars Technica, pemrogram komputer usia 70 tahun yang nyentrik ini menyatakan, dengan menekan Apple agar membuka pintu sistem keamanan iPhone dan membobol keamanan data, pemerintah AS sama saja seperti "mempercepat kiamat".
McAfee bisa dikatakan telah menyampaikan solusi baru: meretas iPhone 5c milik penembak Syed Ridwan Farook dengan caranya sendiri.
"Dengan segala hormat kepada Tim Cook dan Apple," tulis McAfee, "Saya bekerja dengan tim hacker terbaik di dunia. Para hacker ini menghadiri konferensi peretasan Defcon di Las Vegas, dan sudah terkenal di kalangan kelompok hacker. Semuanya menakjubkan dengan kemampuan melebihi manusia normal."
Diakui McAfee, 75 persen di antaranya adalah perekayasa sosial yang mampu manipulasi psikologis dalam melakukan aksi demi menguak informasi rahasia, yang umumnya dilakukan melalui telepon atau Internet.
McAfee melanjutkan, "Jadi ini adalah tawaran saya kepada FBI. Saya akan mendekripsi informasi di dalam iPhone penembak San Bernardino dengan tim saya, secara gratis. Kami akan menggunakan teknik
social engineering, semuanya butuh waktu 3 minggu. Jika Anda menerima tawaran ini maka sudah tidak perlu meminta bantuan Apple lagi, yang mana bisa menjadi akhir dari kehidupan AS."
Bahkan McAfee membubuhi pernyataannya itu dengan sedikit sentuhan humor. Ia mengatakan akan memakan sepatunya sendiri di salah satu acara televisi yang dipandu oleh komentator Neil Cavuto apabila gagal membobol enkripsi iPhone 5c tersebut.
Sebelumnya, saat hakim Sheri Pym memerintahkan Apple agar membongkar iPhone 5c tersebut karena fungsi
auto-erased di dalamnya telah aktif secara otomatis setelah FBI mencoba memasukan tebakan
passcode sebanyak 10 kali.
Pada 2 Desember 2015 kemarin, Farook dan sang istri Tashfeen Malik yang merupakan warga AS keturunan Pakistan menembak mati 16 orang di fasilitas disabilitas di San Bernardino, California. Keduanya sudah tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Apple melalui sang CEO Tim Cook menolak perintah hakim karena itu sama saja seperti menghianati privasi dan keamanan data para penggunanya.
Sikap Apple juga mendapat dukungan dari CEO Google Sundar Pichai yang berpendapat bahwa membobol perangkat dan data pengguna dengan membuka buka sistem keamanan bisa menjadi masalah besar.
(eno)