Ada Meteor Meledak di Atlantik Hampir Sekuat Bom Hiroshima

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2016 08:01 WIB
NASA baru-baru ini merilis data soal investigasi temuan meteor yang jatuh dan meledak di Samudera Atlantik.
Foto: Thinkstock/Ideas_Studio
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Near Earth Object Program (NEOP) dari NASA baru merilis data mengenai meteor yang jatuh di tengah Samudera Atlantik beberapa waktu lalu. Meteor ini ternyata memiliki kekuatan sebesar TNT.

Meteor yang jatuh di tengah Samudera Atlantik atau sekitar 1.850 kilometer arah tenggara dari pantai kota Rio de Janeiro, Brasil itu sebetulnya terjadi pada 6 Februari kemarin. Tim NASA baru mengungkapkan data penelitiannya itu.

Menurut NASA, saat masuk ke atmosfer Bumi, meteor ini melesat dalam kecepatan sekitar 54 ribu kilometer per jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip situs CBC, ketika mencapai permukaan Bumi, meteor ini terbakar dan meledak sekitar 31 meter di atas permukaan laut.

NASA menuturkan, kekuatan ledakan yang dihasilkan sama seperti 13 ribu ton TNT (trinitrotoluene). "Energinya tidak beda jauh dari bom atom yang menghancurkan Hiroshima di Jepang," begitu menurut NASA. Kekuatan bom Hiroshima saat Perang Dunia II adalah 15 ribu ton TNT.

Tergolong kuat, sebab meteor yang menyerang kota Chelyabinsk di Rusia pada 2013 lalu menjadi 'patokan' peristiwa nahas dari objek luar angkasa. Diketahui meteor Chelyabinsk itu kekuatannya setara 500 ribu ton TNT.

"Bola api raksasa terdeteksi sekitar 31 kilometer di atas permukaan Samudera Atlantik," kicau salah satu peneliti NEOP NASA, Ron Baalke pada 19 Februari silam, lengkap dengan publikasi screenshot GPS.

Sementara seorang astronom yang juga penulis di blog Slate's Bad Astronomy, Phil Plait, turut melakukan estimasi ukuran meteor misterius itu. Menurutnya, ukuran meteor itu seluas ruang tamu pada umumnya, dengan panjang sekitar 5 sampai 7 meter.

Sayangnya saat peristiwa ini terjadi, bisa dibilang sulit mendapatkan rekaman amatir dari warga karena letak meteor yang berada di tengah laut.

Proses deteksi meteor sendiri berasal dari kombinasi gambar yang diperoleh satelit, mikrofon atmosfer, dan monitor seismik.

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER