Google Kembangkan SMS Generasi Baru

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Kamis, 25 Feb 2016 16:01 WIB
Google berencana mengembangkan SMS generasi terbaru yang kelengkapan fiturnya menyerupai layanan pesan instan yang kini sedang diganderungi netizen.
Ilustrasi (REUTERS/Yuya Shino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring berkembangnya aplikasi layanan pesan instan, raksasa teknologi Google malah berencana mengembangkan genarasi terbaru dari pesan teks SMS.

Pesan teks Short Message Service (SMS) pernah menjadi layanan utama oleh para pengguna ponsel sebagai layanan komunikasi. Namun, sejak kemunculan aplikasi seperti WhatsApp, Line, dan Facebook Messenger, SMS sudah mulai dilupakan.

Pesan instan semacam WhatsApp dan lainnya itu memang lebih murah dari segi biaya, pengguna cukup berlangganan akses internet atau memanfaatkan koneksi WiFi agar bisa mengobrol sepuasnya dengan siapa saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan SMS yang membutuhkan sinyal jaringan serta memakan pulsa setiap berkirim pesan. Fitur tambahan seperti laporan "read", group chat, hingga file-sharing juga tidak tersedia di SMS.

Seakan ingin melakukan 'perlawanan' balik atas 'gempuran' aplikasi pesan instan WhatsApp cs, Google bersama perusahaan telekomunikasi besar seperti Vodafone, Deutsche Telekom, dan America Movil mengumumkan bakal mengembangkan "SMS generasi baru".

Mengutip situs The Telegraph, inisiatif Google tersebut diberi nama "Rich Communication Services" atau RCS sebagai suksesor layanan SMS.

Nantinya RCS akan dilengkapi fitur yang terdapat di layanan pesan instan pada umumnya, yakni group chat, berbagi konten gambar atau video, sampai kemampuan melihat si lawan bicara sedang mengetik pesan tersebut.

Lantas bedanya apa?

Begini teorinya. Tentu RCS akan berbeda dari WhatsApp dan iMessage sekalipun. Pengguna RCS nantinya bisa mengirim pesan kepada siapapun menggunakan ponsel, seperti normalnya orang-orang berkirim SMS saja. Jika perangkat yang digunakan tidak mendukung RCS, pesan tersebut akan terkirim sebagai SMS.

Disebutkan bahwa layanan RCS sebenarnya sudah pernah dikembangkan sebelumnya berada di bawah nama "joyn" dan sempat ditawarkan di sejumlah negara namun gagal menghadang pertumbuhan WhatsApp, WeChat, dan lain-lain.

Maka dari itu, siasat Google apabila layanan RCS-nya betul-betul mendunia, perusahaan harus menyematkan RCS di sistem operasi besar dan diadopsi di semua operator.

Pembeda lain antara RCS dengan layanan over-the-top (OTT) adalah pengguna tidak terbebas dari pulsa. Google menginginkan para operator tetap menerapkan potongan pulsa seperti SMS, sekaligus membangkitkan pendapatan.

Layanan RCS disebut akan menggunakan sistem enkripsi dan proteksi privasi yang sama seperti aplikasi pesan instan lain.

Google berencana memperkenalkan aplikasi RCS pada perangkat Android yang dipercaya mampu mempercepat adopsi penggunaan layanan tersebut.

Diketahui niat awal Google mengembangkan RCS bermula saat perusahaan mengakuisisi layanan RCS, Jibe pada 2015 lalu.

"Kelihatan bahwa Google memutuskan untuk mengembangkan klien daripada membenamkan RCS secara alami pada OS Android," ungkap Pamela Clark-Dickson dari lembaga riset Ovum.

Di sisi lain adapun data dari analis di eMarketer yang menunjukan bahwa jumlah pengguna ponsel pintar yang menggunakan aplikasi pesan instan akan meroket tiap tahunnya hingga tahun 2019 mendatang. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER