CEO Facebook dan Twitter Jadi Incaran Simpatisan ISIS

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2016 06:00 WIB
Facebook dan Twitter telah menutup ratusan akun berbau terorisme. Sebagai balasannya, kelompok simpatisan ISIS mengancam Mark Zuckerberg dan Jack Dorsey.
CEO Mark Zuckerberg ( REUTERS/Albert Gea)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok simpatisan ISIS yang menamakan diri mereka Sons Caliphate Army mengunggah sebuah video yang menampilkan muka Mark Zuckerberg dan Jack Dorsey. Apa maksudnya?

CNN melaporkan, video durasi 25 menit yang diunggah kelompok Sons Caliphate Army (SCA) memperlihatkan dua wajah familiar, yaitu CEO Facebook dan Twitter.

Ada yang "tidak beres" karena beberapa kali foto Zuckerberg dan Dorsey terlihat seperti dibakar api dan diberi efek seakan-akan berlubang akibat kena tembakan peluru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi ini kemudian ini dilaporkan sebagai bentuk tanggapan kelompok simpatisan itu setelah dua raksasa jejaring sosial Facebook dan Twitter yang berupaya menyetop aktivitas terorisme di platform mereka.

Di bagian akhir video mereka menunjukan tulisan yang kira-kira memiliki arti, "untuk Mark dan Jack, pendiri Twitter dan Facebook / dan untuk pemerintah salibis mereka / kalian mengumumkan telah menyingkirkan banyak akun kami / maka kami ingin sampaikan: hanya itu yang kalian bisa lakukan? Kalian tidak setara dengan kami. Jika kalian menutup satu akun, kami akan membalas 10 kali lipat dan tak lama lagi nama kalian akan musnah setelah kami hancurkan situs kalian, Allah menghendaki, dan akan tahu apa yang kami ucapkan adalah benar. #Sons_Caliphate_Army."

Sementara di slide yang berbeda di dalam video tersebut, mereka juga menkglaim telah meretas lebih dari 10 ribu akun Facebook, 150 grup Facebook, dan lebih dari 5 ribu akun Twitter.

"Banyak akun telah diberikan kepada simpatisan dan jika Allah mengizinkan, sisanya juga akan didistribusikan," sambung kelompok SCA.

Sejauh ini kelompok militan ISIS dan simpatisannya telah mengincar Dorsey sebanyak dua kali sejak Maret 2015 karena Twitter telah menutup ratusan akun yang berkaitan dengan aktivitas mereka.

Beberapa pekan lalu, Twitter sempat mengumumkan telah memblokir lebih dari 125 ribu akun yang berkaitan dengan aksi terorisme.

Sementara pada ajang Mobile World Congress (MWC) di Barcelona, Zuckerberg juga menyampaikan kebijakan perusahaannya dalam memerangi terorisme secara online.

"Kami merasa punya tanggung jawab besar dalam menjalankan jejaring sosial yang besar ini untuk membantu memerangi terorisme dan bentuk serangan apapun. Kami punya kebijakan kuat terhadap hal ini," ungkapnya.

Juru bicara Twitter menegaskan, perusahaan akan selalu menerapkan kebijakan soal penutupan akun yang mendukung aksi terorisme atau ancaman kekerasan.

Sementara juru bicara Facebook tidak memberi tanggapan terkait hal ini. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER