Jakarta, CNN Indonesia -- Marc Newlin dan Balint Seeber memeriksa seberapa jauh mereka bisa meretas perangkat mouse nirkabel dengan komputernya masing-masing, dan ternyata cukup jauh, mencapai 180 meter.
Dua peneliti yang bekerja untuk startup keamanan siber Bastille ini,telah menemukan cacat pada jaringan komputer yang ternyata rentan terhadap serangan.
Mouse nirkabel dari perusahaan seperti HP, Lenovo, Amazon, dan Dell, menggunakan sinyal yang tidak terenkripsi untuk berkomunikasi dengan komputer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka tidak melakukan enkripsi terhadap lalu lintas mouse, yang memungkinkan penyerang mengirim sesuatu ke dongle untuk berpura-pura menjadi keyboard dan mengetahui apa yang diketik pada komputer. Ini sama seperti mempersilakan penyerang duduk di depan komputer dan mengetik sesuatu di komputer Anda," kata Newlin, peneliti keamanan di Bastille.
Penelitian kali ini fokus pada mouse nirkabel. Kendati yang diretas adalah dongle mouse yang terhubung pada komputer, tetapi menurut peneliti, peretasan ini juga bisa membaca apa yang diketik pada keyboard.
Untuk melakukan peretasan macam ini, penjahat bisa membeli dongle yang terdiri atas antena dan cip nirkabel dan beberapa baris kode pemrograman untuk mengelabui dongle mouse pada komputer.
"Jadi, penyerang bisa mengirim data ke dongle, berpura-pura menjadi mouse tapi "sebenarnya saya adalah keyboard dan terus tulis email penting Anda'," tambah Newlin seperti dikutip dari
Reuters.
Pendiri sekaligus CTO Bastille, Chris Rouland berkata, dengan cara yang sedikit berbeda si penyerang bahkan bisa mengambil alih komputer korban.
Rouland berkata, selama ini para ahli keamanan telah melakukan enkripsi pada jaringan dan situs web, tetapi lupa untuk mengimbangi keamanan pada lalu lintas maya di spektrum radio.
Ia berkata sudah waktunya para peneliti berpikir ulang soal keamanan siber, terutama di perangkat ponsel pintar yang mampu mentransmisikan data dalam jumlah besar per detik.
"Tidak ada yang melihat ruang udara," tuturnya.
Akibat temuan ini, sejumlah produsen mouse mulai merilis pembaruan firmware untuk memperbaiki masalah keamanan.
(adt)