Bali, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi Fujitsu Indonesia sedang mendorong agar bisnis aplikasi dan layanannya yang ditujukan ke segmen korporasi di Indonesia bisa tumbuh menyamai bisnis peranti keras (hardware).
Managing Director Fujitsu Indonesia, Achmad S. Sofwan mengatakan, sejauh ini bisnis aplikasi dan layanan memberi kontribusi sekitar 40 persen untuk pendapatan perusahaan pada 2015.
Sisanya, sebesar 60 persen, disumbang dari bisnis peranti keras untuk segmen korporasi. Peranti keras ini meliputi komputer pribadi, alat pemindai, media penyimpanan (storage), sampai komputer server.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami baru membangun data center di Indonesia tahun 2015. Dengan infrastrtuktur ini kami ingin memperkuat bisnis solusi, aplikasi, dan layanan," kata Achmad dalam acara di Bali, Kamis (26/5).
Fujitsu telah membangun pusat datanya di kawasan Bogor, sekitar 40 kilo meter dari Jakarta, untuk memperkuat bisnis aplkasi dan layanannya yang kini diberi nilai tambah karena memanfaatkan komputasi awan (cloud) yang berada di Indonesia.
Bisnis data center dipandang Achmad akan potensial, apalagi setelah ada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik. Aturan ini meminta penyedia layanan elektronik untuk memakai data center dan disaster recovery di wilayah Indonesia.
“Ada aturan agar perusahaan Internet memakai data center di Indonesia. Kami yakin bisnis cloud kami akan tumbuh,” tuturnya.
Sejauh ini, Fujitsu telah menyediakan Disaster Recovery as a Service (DRaaS) yang menawarkan perlindungan serta pemulihan data secara cepat dengan jumlah data yang hilang mendekati nol jika terjadi bencana pada pusat data.
Perusahaan sedang membangun layanan cloud Infrastructure as a Service (IaaS) yang diharapkan bisa mulai ditawarkan pada bulan Juni. Teknologi ini menyediakan layanan server atau mesin virtual kepada perusahaan yang menjanjikan efisiensi biaya teknologi, karena IaaS memungkinkan perusahaan tak perlu membeli atau merawat server ukuran besar yang harus ditaruh pada ruangan khusus.
Tak ketinggalan, mereka juga sedang menyiapkan teknologi cloud berupa Platform as a Service (PaaS), Software as a Service (SaaS), Cloud Backup as a Service (CBaaS), sampai Cloud Security as a Service (CSaaS).
Dari semua layanan itu, Achmad memprediksi yang akan tumbuh pesat adalah IaaS, diikuti oleh solusi SaaS dan PaaS.
Fujitsu sekarang telah memiliki dua klien di bisnis cloud dan menargetkan punya lime klien bisnis cloud sampai akhir 2016.
Di tahun 2015 lalu, Achmad mengklaim pendapatan Fujitsu Indonesia tumbuh 40 persen dibandingkan 2014, tanpa menyebut angkat pasti. Di tahun ini ia menargetkan pertumbuhan dobel digit.
(adt/eno)