Membandingkan Kota Pintar Ala Ahok dan Jepang

Deddy S | CNN Indonesia
Kamis, 28 Mei 2015 10:37 WIB
DKI Jakarta dan Bandung mulai menerapkan konsep Smart City alias Kota Pintar. Bagaimana kalau dibandingkan dengan Jepang?
Kamera CCTV di salah satu ruas jalan di Jakarta Pusat. DKI Jakarta menargetkan pemasangan 3.000 CCTV di seluruh Jakarta untuk menopang program Jakarta menjadi Kota Pintar. (Detikcom/Hasan Alhabshy)
Bandung, CNN Indonesia -- Pada akhir tahun lalu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meluncurkan konsep Smart City. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga menggaungkan Smart City. Keduanya hadir dengan konsepnya sendiri-sendiri.

Di mata praktisi teknologi informasi, konsep Kota Pintar ternyata bukan sekadar makin meluasnya penggunaan perangkat teknologi atau ada akses Internet di mana-mana.

Achmad S. Sofwan, Managing Director Fujitsu Indonesia, mengatakan konsep Kota Pintar adalah mengintegrasikan berbagai sistem pelayanan masyarakat dan mengkoordinasikan instansi yang berhubungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalau membandingkan implementasi Kota Pintar di Jepang, kata Achmad, apa yang diterapkan di Indonesia masih jauh. Sebagai contoh sistem pelayanan kesehatan. Di Jepang, kata Achmad, sistem pelayanan kesehatannya sudah terintegrasi, baik antar-rumah sakit maupun dengan pengelola lalu lintas jalan raya.

Semisal ada pasien yang harus dilarikan ke rumah sakit dengan segera. Melalui integrasi sistem itu dengan pelayanan kesehatan akan memungkinkan ambulans mencari jalur tercepat menuju rumah sakit.

Begitu juga sistem rekaman medis yang sudah saling terhubung sehingga saat pasien sampai di rumah sakit rujukan, dokter di sana bisa langsung mengakses rekaman medis si pasien, meski ia berasal dari rumah sakit lain. “IT bisa bawa kebaikan bagi semua orang, termasuk orang yang sakit tadi. Sehingga kemungkinan terselamatkan jadi lebih besar,” kata Achmad.

Konsep Kota Pintar, kata Achmad, bukan juga sekadar ada banyak CCTV di seantero kota. “Perlu sistem untuk menggerakkan dinas terkait untuk melakukan action dari yang terekam di CCTV itu,” kata Achmad.

Jakarta meluncurkan program Smart City pada akhir 2014 lalu. Saat ini program itu bertumpu pada dua aplikasi: Qlue dan Cepat Respons Opini Publik (CROP). Qlue ditujukan untuk warga, sedangkan CROP untuk aparat pemerintah dan kepolisian.

Qlue itu adalah aplikasi Android sejenis sosial media tempat warga mengadukan apa saja secara realtime. Laporan kemudian dipetakan secara digital dan terintegrasi dengan website smartcity.jakarta.go.id dan aplikasi CROP.

Bandung sendiri sedang membangun infrastuktur dan aplikasi pendukung Smart City. Kota ini berambisi memiliki 300 aplikasi atau software manajemen kota dan diharapkan Smart City ala Bandung selesai sempurna tiga tahun lagi.

(ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER