Jakarta, CNN Indonesia -- Pengajar anak penyandang autisme dan kandidat PhD Craig Smith menyatakan permainan Pokemon Go dapat membantu pemulihan pola pikir dan komunikasi bagi para penyandang autisme.
Permainan berbasis teknologi
augmented reality ini dianggap dapat membantu perbaiki struktur otak seseorang dengan autisme melalui fitur visual yang disajikan.
Menurut Smith, sekitar 90 persen anak dengan autisme belajar melalui apa yang mereka liat secara visual karena pada umumnya penyandang autisme sulit untuk mengembangkan kepekaan dan kecakapan bersosialisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak penyandang autisme biasanya lebih mudah untuk merespons interaksi melalui penggunaan alat visual - alat interaktif seperti iPad yang mengharuskan mereka gunakan sebagai alat untuk interaksi," ujar Smith seperti dikutip dari ABC.net pada Jumat (15/7).
Dengan fitur visualnya, tutur Smith, Pokemon Go dapat membantu para penyandang autisme mengembangkan kecakapan berkomunikasi dengan membentuk kepentingan bersama.
Menurutnya, Pokemon Go dapat membantu kembangkan kemampuan sosial anak karena dalam permainannya anak-anak diharuskan untuk pergi keluar dan menjelajahi tempat-tempat publik yang memungkinkan adanya interaksi antar sesama. Permainan ini, ucap Smith, merupakan sebuah jembatan yang dapat membantu menumbuhkan kepercayaan diri dalam lingkup sosial.
"Permainan ini dapat mendorong terbentuknya interaksi bahkan pertemanan baru, sedangkan permainan populer lainnya seperti Minecraft itu sesuatu yang hanya dapat dimainkan dalam suatu tempat. Untuk suatu permainan ponsel, Pokemon bisa munculkan peluang yang tak terduga sebelumnya," katanya.
Salah satu yang telah merasakan keuntungan dari permainan ini ialah Kristy Russell. Kristy memiliki tiga anak yang dua diantaranya menyandang autisme. Kristy mengaku bahwa semenjak kedua anaknya aktif bermain Pokemon Go, tingkat keaktifan anak-anaknya meningkat drastis.
Kristy menyatakan, permainan ini telah membantu mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan sosial anak-anaknya.
Sebelumnya, Kristy mengaku sulit untuk mengajak ketiga anaknya untuk bermain dan berinteraksi di luar rumah. Dengan bermain pokemon, mereka dipaksa untuk keluar dan berbaur dengan dunia luar bahkan mengharuskan mereka berinteraksi dengan orang-orang khususnya dengan sesama pemain Pokemon lainnya.
"Biasanya mengajak mereka keluar rumah itu sulit rasanya. Saya pernah mencoba mengajak mereka pergi ke taman tapi mereka tidak mau. Bermain Pokemon Go menjadi salah satu alasan mereka mau untuk pergi ke luar dan bermain bersama mengumpulkan Pokemon," ujar Kristy.
(adt)