Jakarta, CNN Indonesia -- Pendiri sekaligus CEO Uber Travis Kalanick meyakini bahwa keberadaan mobil pintar otonom tidak akan menggerus pekerjaan manusia sebagai sopir yang sudah lebih dulu ada.
Perusahaan teknologi Uber kini sedang pengembangan mobil pintar yang bisa berjalan sendiri tanpa sopir. Sifatnya yang otonom kemudian menuai argumen bahwa mobil pintar otonom mengancam para pengemudi manusia yang profesional. Dengan kata lain, teknologi canggih lambat laun akan 'membunuh' keberadaan pekerja manusia.
Kalanick pun berusaha meyakinkan bahwa para pengemudi manusia tidak seharusnya mengkhawatirkan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kalanick, ada dua alasan mengapa kendaraan otonom masih membutuhkan pekerja manusia. Pertama, mobil pintar otonom tidak begitu sempurna dalam mengatasi kondisi jalanan tertentu seperti cuaca buruk atau lingkungan pinggiran kota.
Pada kasus macam ini, maka peran dan campur tangan pengemudi manusia akan tetap dibutuhkan untuk membantu mengontrol kemudi kendaraan.
Kedua, hingga saat ini peran manusia masih penting bagi pemeliharaan mobil otonom. "Saya rasa jumlah pengemudi manusia tidak akan berkurang. Malah, menurut saya di dunia otonom, jumlah pekerja manusia bakal meningkat," ungkapnya kepada media
Business Insider.
Pernyataan ini diungkapkan Uber setelah perusahaan siap merilis mobil pintar tanpa sopir di kota Pittsburg, California, AS. Kalanick tidak berpikir jumlah pengemudi manusia mitra Uber akan turun dalam waktu dekat. Di sisi lain ia juga percaya, walau bagaimana pun Uber akan membutuhkan puluhan ribu pekerja untuk mempertahankan armada itu.
Di kota itu, Uber memanfaatkan mobil Volvo XC90 yang telah dimodifikasi dengan peranti lunak dan berbagai sensor serta kamera, agar bisa berjalan tanpa kendali sopir. Mobil itu akan mulai melayani warga setempat pada akhir Agustus 2016.
Diketahui Ford juga menjadi salah satu perusahaan otomotif yang diincar Uber demi pengembangan mobil pintar otonom.
Sebelumnya pada pertengahan April lalu, Uber berhasil mencomot mantan direktur elektronik global dan teknik Ford, Sherif Marakby.
Marakby kini menduduki posisi wakil presiden prgoram kendaraan global di Uber dan rencananya akan menempati kantor di Pittsburgh, tempat di mana perusahaan sibuk memperluas pusat penelitian dan pengembangannya yakni Advanced Technologies Center.
Uber meyakini kendaraan otonom lebih aman jika dikembangkan dengan teknologi canggih dan sensor yang baik untuk mendeteksi keadaan sekitar. Sensor ini akan mendeteksi manusia yang jalan di sekitar, lampu merah, sampai rambu lain.
Teknologi macam ini juga sangat berguna untuk Uber untuk menekan biaya operasional dalam jangka panjang, walaupun harus melakukan investasi besar dalam penelitian, paten, dan produksinya.
(adt)