Jakarta, CNN Indonesia -- Industri otomotif sedang diramaikan oleh pengembangan mobil pintar otonom yang bisa berjalan tanpa kendali sopir. Tren tersebut kemudian dikaitkan dengan aktivitas seks bebas.
Barrie Kirk, salah seorang pendiri perusahaan konsultansi otomotif Canadian Automated Vehicles Center of Excellence memprediksi perubahan gaya hidup akibat tren mobil tanpa sopir.
"Saya memprediksi, sekali mesin komputer melakukan kinerjanya untuk mengemudikan mobil, akan banyak aktivitas seksual di dalam mobil," ucap Kirk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari penuturan Kirk terkesan bahwa menurutnya itu bukan hal yang baik.
Baginya, aktivitas seksual adalah sebagai "salah satu dari segelintir hal yang akan dilakukan masyarakat, yang mana akan menghalangi kemampuan merespons secara cepat ketika mesin komputer menginginkan giliran manusia untuk ambil alih kemudi".
Mengutip situs Cnet, masalahnya terdapat pada kenyataan bahwa mobil pintar tanpa kendali sopir ini belum sepenuhnya otonom seperti yang diperkirakan selama ini.
Mobil otonom yang selama ini dikembangkan diyakini memang memiliki kemampuan untuk membuat penumpangnya hanya duduk manis di belakang dan bersantai. Namun di titik tertentu, sistem komputer bisa memerintahkan manusia untuk ambil alih kemudi mobil.
Nah, hal tersebut yang diyakini Kirk, bisa menjadi rintangan sendiri apabila pengguna sedang 'sibuk' dengan kegiatan lain sampai-sampai tidak sempat memperhatikan sistem komputer yang mengendalikan mobil.
Di sisi lain, tentu saja tujuan utama dari teknologi otonom yang ditanamkan pada mobil adalah untuk membuat orang-orang lebih aman dan nyaman.
Namun kembali lagi, pada akhirnya itu adalah pilihan si pengguna ingin melakukan apa di dalam mobil otonomnya, sebab menurut Kirk, sifatnya lumrah apabila keinginan melakukan aktivitas seksual di mobil otonom terlintas di pikiran manusia.
(eno)