Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana membuka paket wisata ke Mars nampaknya bukan lagi sekedar angan belaka.
Elon Musk, pendiri sekaligus CEO SpaceX secara resmi meperkenalkan kehadiran perusahaan Sistem Transportasi Antarplanet (ITS) di ajang Kongres Astronautical Internasional (ITS) di Guadalajara, Meksiko.
Diwartakan
Techeblog, transportasi yang menghubungkan Bumi dan Mars ini menggabungkan roket yang diklaim paling canggih sepanjang sejarah yang digabungkan dengan pesawat ruang angkasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sekali penerbangan, transportasi canggih ini ditargetkan bisa membawa sedikitnya 100 orang penumpang ke Mars.
Selain ditujukan untuk wisata, penerbangan ke Mars tak lain juga menyimpan misi membangun koloni permanen dalam 50 hingga 100 tahun kedepan.
Material roket dan pesawat ruang angkasa dipastikan bisa digunakan kembali setelah untuk misimengirim penumpang berikutnya.
"Apa yang saya lakukan saat ini tak lain demi mewujudkan misi menjadikan Mars sebagai hunian kian nyata. Semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bisa pergi ke Mars," kata Musk.
Sebagai tahap awal, roket ITS akan memiliki ukuran yang tak jauh berbeda dengan roket SpaceX Falcon 9 booster. Hanya ukurannya lebih tinggi 77,5 meter yakni 122 meter dan didukung 42 mesin Raptor sebagai penguat.
"Jika misi ini terwujud, maka ITS akan menjadi sistem penerbangan luar angkasa terbesar yang pernah dibangun," klaim Musk.
Laporan yang dirilis
Fortune mengatakan misi pengiriman roket berpenumpang pertama kemungkinan baru bisa dilakukan pada tahun 2024. Dalam sekali perjalanan diperlukan waktu sekitar 80 hari untuk tiba di Mars. Bagi yang berminat, perjalanan lintas planet ini membutuhkan biaya US$200 ribu per penumpang.
Dua hari sebelum SpaceX memperkenalkan kemunculan transportasi antarplanet, organisasi nirlaba Mars Society justru baru memulai misi simulasi Mars di Utah, Amerika Serikat.
Dalam simulai bertajuk "Mars 160", ketujuh ilmuwan menghabiskan waktu selama 160 hari di gurun pasir Utah dan kawasan Kanada yang mengarah ke Kutub Utara. Simulasi tersebut dibagi menjadi dua, yakni 80 hari di Mars Desert Research Station di Utah dan 80 hari sisanya di area Kutub Utara.
(evn)