Pesawat Nirawak Buatan Lokal Gagal Capai Stratosfer

CNN Indonesia
Jumat, 28 Okt 2016 12:54 WIB
Pesawat nirawak buatan lokal yang ditugaskan mengangkasa di atmosfer Bumi sayangnya harus mengalami kesalahan teknis yang terjadi di sistem GPS.
Program Director Menembus Langit Azhar Pangesti (kiri) saat menyaksikan proses peluncuran pesawat nirawak UAV Ai-X1 menuju stratosfer di studio Jakarta, Jumat pagi (28/10). (CNN Indonesia/Bintoro Agung)
Jakarta, CNN Indonesia -- Misi pesawat ulang-alik tanpa awak pertama di Indonesia bernasib kurang beruntung. Target mengudara di ketinggian 30 kilometer di lapisan stratosfer gagal dicapai lantaran gangguan teknis terjadi, Jumat pagi (28/10).

Pesawat bernama Umanned Aerial Vehicle (UAV) Ai-X1 ini dikembangkan oleh perusahaan swasta Aeroterrascan yang bersemayam di Bandung.

Misi lepas landas UAV Ai-X1 yang jatuh tepat di Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2016, mengambil tempat di fasilitas Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) di Pamengpeuk, Garut, Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesawat tanpa awak ini ditargetkan berkelana di lapisan stratosfer, dan lengkap oleh balon helium yang berguna untuk mengangkatnya ke udara.

Malang, UAV Ai-X1 ini gagal mencicip lapisan stratosfer Bumi lantaran ada gangguan pada sensor GPS yang menempel di tubuh pesawat di ketinggian 10 kilometer.

Akibat gangguan itu, mesin pesawat secara otomatis mengaktifkan prosedur fail safe.

"Setelah melewati awan kumpulan awan hitam, kualitas akurasi GPS drop. Sensor di pesawat menilai pesawat dalam keadaan jatuh," ucap CEO AeroTerrascan Dian Rusdiana Hakim.

Kronologi Gagal Mengangkasa

CNNIndonesia.com berkesempatan menyaksikan langsung dari studio peluncuran di Jakarta, sekitar pukul 6.15 pagi, Jumat (28/10).

Seperti yang diketahui, agar mampu mencapai ketinggian sekitar 30 kilometer, tim Menembus Langit yang menjalankan proyek ini memilih balon helium sebagai transportasi pengangkut wahana sampai ketinggian yang diinginkan karena faktor ringan, mudah dibuat, dan murah.

Balon helium mulai naik mengangkat UAV meninggalkan tanah. Pertama kali terangkat, wahana sempat bergerak tak normal. Komando dari studio di Jakarta meminta kru di Pamengpeuk mengulang prosedur peluncuran.

Tak lama, balon sekaligus wahana terbang akhirnya bisa secara normal menuju angkasa.

Dengan bekal enam liter helium, balon udara diperkirakan dapat mengangkut UAV menuju stratosfer dengan estimasi waktu 1 jam 20 menit.

Beberapa kilometer awal, baik balon dan UAV terbang dengan mulus. Kecepatan angin yang rendah di pagi tadi memperlancar laju wahana.


Namun di ketinggian 10 kilometer, balon dan UAV melewati kumpulan awan hitam. Jumlah awan tersebut tak banyak, namun cukup kuat untuk mengecoh sensor GPS yang tersemat di tubuh UAV. Penilaian sensor tersebut kemudian mengirimkan sinyal kepada mesin UAV sehingga memicu aktivasi fail safe mode.

Prosedur fail safe mode ini memiliki arti bahwa pesawat dalam keadaan selamat tanpa kerusakan pada hardware. Namun ia gagal melanjutkan misi.

"Jadi ketika GPS menilai kondisi pesawat dalam keadaan jatuh, pesawat otomatis memisahkan diri dari balon udara. Caranya dengan melepas cantolan pesawat yang mengait di balon," terang Program Director Menembus Langit Azhar Pangesti.

Saat memisahkan diri dari balon helium, proses fail safe berlangsung lancar. Pesawat yang berbobot 2,7 kilogram ini turun mulus dengan program autopilot.

Lalu di ketinggian sekitar 100 meter, kru di Pamengpeuk mengambil alih kendali dan mendaratkan UAV secara manual tepat di lokasi peluncuran.

Balon helium yang mengangkatnya itu dilaporkan pecah setelah proses memisahkan diri dari UAV A1-Xi.

Tetap Optimis

Sejatinya, UAV A1-Xi memiliki tugas mengumpulkan data mengenai kondisi atmosfer Bumi menggunakan berbagai instrumen ilmiah yang disematkan di tubuhnya, yakni termometer, magnetometer, barometer, hingga kamera 360.

UAV A1-Xi direncanakan bisa 'berjalan-jalan' di stratosfer Bumi selama 40 menit. Proyek ini digadang-gadang mampu menjadikannya sebagai pesawat nirawak pertama buatan Indonesia yang menjalankan misi tersebut.

"Walaupun tidak sampai stratosfer, pesawat ini sudah mengambil banyak sekali data sejak lepas landas hingga mendarat kembali," tutur Azhar.

Sebelumnya, uji coba eksperimen dengan pesawat dan tempat yang sama pada 27 Agustus 2016 lalu. Saat itu, pesawat Ai-X1 berhasil merengkuh ketinggian 12,9 km sebelum kendala pada tali penghubung menyelesaikan perjalanan wahana mencapai stratosfer.

Meski kembali gagal memenuhi target mencapai stratosfer, tim Menembus Langit akan mengulangi peluncuran esok Sabtu (29/10) di tempat dan waktu yang sama.

"Kita masih mengantongi izin terbang untuk besok. Kita yakin hari ini cuma tertunda saja, besok semoga bisa optimal," ucap Azhar penuh optimis.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER