Ketar-ketir Otomotif Jepang karena Donald Trump

Tachta Citra Elfira | CNN Indonesia
Minggu, 13 Nov 2016 16:16 WIB
Industri otomotif di luar Amerika Serikat ketar-ketir karena tanpa diduga Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat yang baru.
Honda, produsen otomotif asal Jepang. (Foto: REUTERS/Yuya Shino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Industri otomotif ketar-ketir karena tanpa diduga Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat yang baru. Tak hanya di dalam negeri, efeknya bisa menjangkau ke luar negara Paman Sam.

Salah satunya adalah Jepang yang memiliki industri otomotif paling tinggi dan juga fokus pada ekspor produknya ke seluruh penjuru dunia, termasuk AS sendiri.


Seperti yang dikutip CNNIndonesia.com dari situs Asianikkei bahwa kebijakan perdagangan Trump tentu saja berdampak berat bagi Jepang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taipan real-estate ini berulang kali menghantam otomotif Jepang dan juga ekspor lainnya selama kampanye berlangsung.

"Kami kecewa dengan hasil pemilu, ini menyuguhkan hal baru yang perlu dikhawatirkan setelah Brexit," kata Koei Tsuge selaku Presiden Central Japan Railway.

Tidak hanya itu, Jepang juga menghawatirkan tentang ekspor produknya ke Meksiko. Sebab, hubungan AS dengan Meksiko juga merupakan sumber ketidakpastian bagi industri otomotif Jepang dan pemasoknya.


Banyak produsen menggunakan Meksiko sebagai dasar untuk mengekspor mobil, suku cadang mobil, dan bahan-bahan untuk AS.

Sebut saja Nissan Motor yang akan membuka pabrik joint-venture di Meksiko tahun depan, serta Toyota Motor berencana membangun pabrik di sana pada 2019.

Trump juga pada masa kampanye sempat menyatakan bahwa ia akan membangun dinding di perbatasan Meksiko, tentu saja ini mengganggu bagi perusahaan Jepang.

"Jika kata-kata Trump menjadi kenyataan, kita akan berada dalam masalah besar," ujar Takuya Shimamura, Presiden Asahi Glass, yang memulai sebuah pabrik otomotif baru di Meksiko pada April lalu.

Selain itu muncul juga kemungkinan bahwa pemerintahan Trump akan berusaha menegosiasikan kembali tentang perjanjian perdagangan bebas di Amerika Utara (North American Free Trade Agreement) yang telah dikritik. Hal ini juga dinilai bakal memaksa pelaku industri otomotif Jepang untuk mempertimbangkan kembali strategi produksi serta penjualan mereka di wilayah Amerika. (tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER