Ramai-ramai Unfriend di Facebook karena Adu Argumen

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Rabu, 16 Nov 2016 10:49 WIB
Media sosial Facebook ikut memanas imbas dari pemilu Amerika Serikat, bahkan momentumnya juga sama seperti yang terjadi di Indonesia.
Logo Facebook (Foto: CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak hanya terjadi di pemilu Amerika Serikat, linimasa Facebook di Indonesia juga dihebohkan oleh masalah politik seakan tak pernah ada habisnya. Paling tidak, isu ini berhasil memantik para user untuk ikut beropini dan membagikannya di akun masing-masing.

Isu politik soal Pilkada hingga aksi demonstrasi besar 4 November lalu ramai dibicarakan di ranah Facebook oleh pengguna Tanah Air.

Saking 'berisiknya', tak sedikit dari mereka yang tampak terganggu dengan pembahasan teman-teman di Facebook soal politik khususnya yang berbau provokasi dan menonjolkan SARA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka hal yang bisa dilakukan adalah 'menendangnya' dari daftar Friends di Facebook, atau yang lebih dikenal dengan istilah unfriend.

Seperti pengguna bernama Justitia Avila Veda mengaku, belakangan ia telah menyingkirkan sekitar tujuh sampai delapan teman di Facebook karena merasa terganggu dengan opininya.

"Iya kemarin baru unfriend masif, sekitar tujuh atau delapan orang. Kebanyakan karena isu 411," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Justitia kemudian menuturkan, "paling tidak suka ada orang yang bikin argumen jumping logics, apalagi sifatnya memprovokasi isu sensitif di depan banyak orang seperti di linimasa Facebook."

Ia juga mengaku, kebanyakan dari mereka memang berargumen dengan konteks berbau SARA.

"Tidak memojokan Ahok karena identitas ras dan agamanya, tapi lebih menjurus ke religious narcissism yang ujungnya pembelaan Islam tapi seperti pakai kacamata kuda," lanjutnya.

Pengguna bernama Ekky Fahrezan juga mengatakan bahwa ia baru-baru ini juga unfriend sejumlah temannya di Facebook karena 'berisik' soal isu politik, khususnya aksi 4 November.

"Orang-orang yang katanya pro Islam itu saya merasa terlalu subjektif dan ujung-ujungnya jadi provokasi. Mayoritas juga nyampah di linimasa jadi males," ujarnya.

Kemudian pengguna usia 24 tahun bernama Devi Harnita mengungkapkan, ia menyingkirkan teman di Facebook karena 'berisik' soal Gubernur Ahok.

Menurutnya, mereka terlalu memojokan Ahok dengan opini penuh politik dan SARA.

"Para demonstran itu seperti tidak dewasa saja dalam berdemokrasi," katanya.

Lalu Rizka Azizah yang bekerja sebagai pegawai negeri juga mengaku gerah dengan publikasi dua orang teman Facebook yang menyampah soal Brexit dan pemilu AS.

"Kalau saya sih unfriend karena memang tidak suka saja baca komentar-komentar mereka karena sok tahu soal Brexit dan menjelang pemilu AS. Lalu saat isu demo Ahok, saya sengaja jarang buka Facebook karena takut banyak racun," kata Azizah sembari tertawa.

Di sisi lain, ada juga pengguna media sosial yang mengaku merasa terganggu, namun lebih memilih untuk diam saja.

Seperti pendapat pengguna bernama Angga Patwa yang mengatakan, ia menemukan banyak opini berseliweran di linimasa Facebook dan Twiter yang membahas soal isu politik, khususnya Pilkada.

"Yang kelewat batas sih ada, tapi saya tidak sampai unfriend. Saya mikirnya, ya sudahlah itu pemikiran mereka sendiri. Toh, otak orang itu sama, tapi cara pikirnya yang berbeda," kata Angga. "Kalau memang publikasinya itu melanggar kebijakan si media sosialnya sendiri juga nanti bisa di-take down."

Sama halnya dengan pengguna bernama Putu Demus. Ia mengaku justru senang membaca beragam opini yang muncul di linimasanya.

"Saya sih malah senang bacanya. Kadang tertawa saja, lumayan untuk hiburan," ucapnya singkat. (tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER