Jakarta, CNN Indonesia -- Di sela-sela Konferensi Tingkat Tingkat Tinggi Kerja Sama Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru, Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Hasil pertemuan dengan miliuner muda itu lebih untuk menawarkan program konektivitas jaringan internet untuk daerah terpencil di Indonesia. Bukan soal pajak yang saat ini tengah dikejar oleh Pemerintah Indonesia
"Kami tidak akan membicarakan teknis (pajak) seperti itu. Kami hanya ingin ada perluasan hubungan dengan mereka karena itu (Facebook) sudah suatu yang tidak bisa dihindari," kata Wapres sebelum menuju lokasi pertemuan puncak pemimpin APEC itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Justru, menurut Kalla, Indonesia harus bisa meniru Irlandia yang memanfaatkan Facebook dan media sosial berbasis teknologi informasi lainnya untuk menjaga persaingan usaha lebih sehat.
"Kebetulan dalam pertemuan tadi Mark (CEO Facebook Mark Zuckerberg) mencontohkan Indonesia dalam konektivitas dengan menggunakan drone," kata seusai pertemuan dengan bos Facebook itu, yang diikuti sejumlah pemimpin ekonomi APEC.
Pemerintah pun, menurut Kalla, bisa membantu memfasilitasi program yang akan dikembangkan oleh Facebook tersebut.
Selain mempermudah hubungan antardaerah terpencil dan antar-kawasan, program yang ditawarkan Facebook tersebut bisa membantu peningkatan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).
"Salah satu (kelebihan) online tentang informasi dan pasar serta produk. Bagaimana kita bisa bicarakan (hal itu) tanpa konektivitas ?" ujarnya.
Ia menilai program konektivitas yang dikembangkan Facebook bisa memadukan pembangunan perekonomian secara keseluruhan.
Sementera itu, drone raksasa milik yang ditawarkan oleh Zuckeberg itu sendiri bernama Aquila.
Aquila pertama kali diperkenalkan pada Maret 2015 dan Facebook kerap mengatakan akan menguji cobanya pada akhir 2015 lalu. Setelah sekian lama dinanti, pesawat nirawak tenaga surya ini akhirnya mengangkasa.
Biasanya uji coba penerbangan bakal menggunakan perangkat yang ukurannya lebih kecil, namun Facebook tetap melakukannya sebagaimana ukuran Aquila yang sebenarnya.
 Foto: Dok. Mark Zuckerberg via Facebook |
Aquila memang besar, lebar sayapnya yang berbentuk huruf V itu diklaim melampaui pesawat Boeing 737 yakni 42 meter. Namun bobot drone raksasa ini terbilang lebih ringan dari mobil kecil, yaitu sekitar 400 kilogram.
Ia mampu terbang selama 90 hari dan bakal mengangkasa di ketinggian 20 sampai 30 kilo meter sehingga tidak mengganggu pesawat komersial, dan diklaim tidak terpengaruh cuaca. Uji coba ini kabarnya memakan waktu selama tiga bulan.
Aquila memiliki tujuan mulia yaitu menyebarkan internet kepada 4 miliar orang di seluruh dunia yang belum mendapatkan koneksi.
Mengutip Mashable, rencananya Aquila hanya akan menggunakan energi setara pengering rambut (hairdryer) atau microwave.
(antara)