Jakarta, CNN Indonesia -- Keberadaan astronaut di Stasiun Antariksa Internasional selama enam bulan ternyata bisa memberikan efek samping bagi kesehatan.
Sebuah studi terbaru yang diinisiasi oleh lembaga kesehatan Wolter Kluwer Health dan dibiayai oleh NASA mendapati astronaut yang kembali dari misi menjelajah antariksa mengalami keluhan berupa melemahnya otot yang berujung pada nyeri punggung.
Menurut catat medis seperti dilansir
CNN, lebih dari setengah astronaut AS melaporkan nyeri pada punggung dengan intensitas sedang hingga berat. Keluhan ini diketahui tidak berkurang meski mereka sudah kembali ke Bumi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Efek samping lainnya yakni bertambahnya tinggi badan para astronaut hingga 5 cm. Meski telah merampungkan misi setahun kemudian, para astronaut diketahui memiliki tinggi badan 4,3 kali lebih tinggi dibanding sebelum memulai misi luar perjalanan angkasa.
"Keluhan ini layaknya sebuah keluhan berkelanjutan dan menjadi salah satu yang memprihatinkan. Penelitian ini merupakan yang pertama untuk memperoleh kesimpulan deskripsi epidemiologi dan melihat mekanisme yang mungkin bisa dilakukan untuk meminimalisir terjadinya nyeri punggung," ungkap Dr Douglas Chang, profesor beda ortopedi yang terlibat dalam riset ini.
Sebenarnya, keluhan nyeri punggun yang diderita astronat telah dilaporkan sejak akhir 1980-an ketika misi menjelajah luar angkasa mulai dilakukan.
Dugaan sementara penyebab nyeri punggung yakni penggunaan peredam kejut yang membuat otot-otot tulang belakang tetap tegak, bisa berjalan dan bergerak layaknya di lingkungan normal seperti Bumi. Otot-otot ini juga yang melindungi ligamen dari cedera saat berada jauh dari gravitasi Bumi.
Scan MRI yang diambil sebelum dan setelah misi mengungkapkan para astronaut mengalami penurunan hingga 19 persen dalam hal elastisitas otot punggung.
"Meski telah melalui proses penyembuhan dan pelatihan selama enam minggu setelah kembali ke Bumi, keluhan ini hanya mampu disembuhkan maksimal hingga 68 persen," jelas Chang.
Tim peneliti menganggap masalah ini merupakan salah satu keluhan serius bagi misi luar angkasa jangka panjang, misalnya perjalanan delapan hingga sembilan bulan hanya untuk tiba ke Planet Mars. Estimasi gravitasi di Planet Bumi berpotensi besar membuat kemampuan otot tubuh menurun.
Selain mengamati keluhan nyeri punggung, kedepannya peneliti akan melihat adanya penurunan kemampuan pada bagian tubuh lainnya, misalnya leher. Bukan hanya itu, tim peneliti kabarnya juga akan mempelajari pengaruh gelombang ultrasonik untuk kesehatan astronaut.
(evn)