Jakarta, CNN Indonesia -- China terbukti mulai fokus dalam pengembangan kendaraan roda empat bertenaga listrik. Saat ini salah satu pabrikan asal negeri itu NextEV, telah meluncurkan produk listrik pertamanya, yakni NIO EP9.
Pada pergerakannya dalam pasar mobil listrik, China, bersama perusahaan pelat merahnya Beijing Auto Internasional Corporation meluncurkan EV sub- merek yang disebut ArcFox, yang biasa dikenal ArcFox-7.
Produk itu ditunggangi motor listrik 603 bhp, yang sebagian besar terbuat dari serat karbon. Dengan begitu, dalam durasi kurang dari tiga detik, supercar tersebut akan mencapai 60 mph. Meskipun, kecepatan tertinggi lebih sederhana ketimbang EP9 yaitu 155 mph dengan jangkauan terbatas di 186 mil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, mobil listrik asal negeri tirai bambu ini akan mengusung turbine, recharging, electric dan vehicle (TREV). Tentunya hal itu dengan kombinasi berbagai tekhnologi, termasuk konstruksi serat karbon. Tidak lupa, baterai lithium-ion kecil, empat penggerak roda yang akan memberikan kecepatan tertinggi teoritis lebih dari 217 mph dengan jarak lebih dari 1.242 mill sejak diisi penuh.
Mengenai bahan bakar versi mobil, diketahui memiliki dua versi seperti AT96, atau dapat berjalan dengan bahan bakar penerbangan, diesel atau bensin. Sedangkan GT96, didukung oleh gas alam.
Selain itu ada produk yang berada di bawah supercar, yaitu Qiantu Motor K50 2016. Produk itu mempunyai campuran alumunium, konstruksi serat karbon dan empat while drive melalui sepasang motor listrik.
Begitu banyak produk otomotif asal Cina yang disinyalir cocok di kawasan Eropa, dengan kecepatan tertinggi 125 mph dan dapat menempuh 60 mph kurang dari lima detik, dan tentu saja itu jadi 'ancaman' bagi industri otomotif Eropa dan Amerika.
(pit)