Jakarta, CNN Indonesia -- Perubahan serangan siber di tahun 2017 kini lebih menyasar pada dampak yang ditimbulkan dari serangan itu sendiri.
Dalam hasil temuan Great Research and Analysis Team (GReAT) Kaspersky Lab didapati beberapa tren prediksi kejahatan siber tahun ini.
Ahli Kaspersky Lab mengatakan dampak yang ditimbulkan dari kejahatan siber saat ini kian meningkat. Mulai dari penggunaan metode penyesatan terkait identitas penyerang sebagai salah satu kelemahan penggunaan internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Indonesia menegaskan saat ini peningkatan infeksi malware terhitung singkat.
Kemunculan malware yang tidak ditujukan untuk tetap tetap tingal setelah pengguna melakukan
reboot untuk pertama kali. Malware yang dikenal dengan sebutan Project Sauron ini bisa menghapus data dari memori.
Bukan hanya itu, malware ini bisa mengenali kebiasaan korban selama lima tahun terakhir, karena sifatnya yang tersembunyi.
"Sebenarnya malware jenis ini sudah lama, dia akan eksis di memori saja tidak melakukan apa-apa dan tidak merusak karena ketika
booting akan hilang," ungkap Dony disela diskusi media di Jakarta, Selasa (24/1).
Meski begitu, menurutnya malware tersebut tidak berbahaya tapi ketika berada di memori justru bisa mengumpulkan banyak data.
Saat terinfeksi, malware jenis ini disebut Dony akan melakukan pengintaian umum dan mengumpukan informasi kredensial.
"Project Sauron hanya mengumpulkan kebiasaan pengguna dengan memonitor data korban selama lima tahun. Malware ini diprediksi menjadi sala satu tren yang cukup besar tahun ini," imbuhnya.
Hingga saat ini menurut Dony jarang peretas yang mengungkapkan identitas untuk memberikan kontak ponsel. Hal itu dibuktikan dari salah satu peretas yang mampu menyusup ke salah satu situs di Rusia.
Peretas disebutnya akan kian agresif untuk menampilkan kontak ponsel, meski tidak diketahui alasan dibalik aksinya tersebut.
(tyo)