Jakarta, CNN Indonesia -- National Aeronautics Space Administration (NASA) berniat mengirim astronaut ke Bulan setelah setengah abad sejak manusia masuk ke orbit Bulan pertama berlalu. Ada isyarat NASA menerbangkan astronaut kembali ke Bulan pada 2018.
Sebuah memo dari pelaksana tugas admnistrator NASA Robert Lightfoot menyebut mereka sedang menyiapkan roket besar dan wahana untuk membawa astronaut ke orbit Bulan secepatnya pada 2018.
Gagasan itu timbul sebagai perayaan ke-50 tahun misi Apollo 8 yang berhasil mengantarkan manusia ke orbit Bulan untuk pertama kalinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana ini membawa dua jenis kabar sekaligus. Untuk komunitas luar angkasa, ini merupakan kabar besar. Sementara bagi NASA sendiri, ada sejumlah masalah yang harus mereka tangani sebelum memulai misi baru ke Bulan.
Pertama adalah pembangunan roket Space Launch System (SLS) yang tak kunjung selesai sejak 2004 silam. Hal yang sama juga terjadi pada Orion, wahana antariksa yang disebut sebagai Apollo versi modern.
Ada dua misi yang NASA sedang siapkan, pertama bernama Exploration Mission 1 (EM-1), yang akan terbang tanpa awak. Wahana EM-1 direncanakan menjelajah selama tiga pekan serta mengitari orbit Bulan. Sementara EM-2 yang dirancang berawak akan menyusul EM-1 sekitar 3-5 tahun setelahnya.
Namun Lightfoot tampaknya ingin misi NASA ke Bulan ini bisa dipercepat lagi.
"Saya tahu tantangan ini merepotkan, seperti meninjau ulang teknisnya, menambah sumber daya, dan kerja ekstra untuk menepati pergesaran tanggal peluncuran," tulis Lightfoot seperti dikutip dari laman Travel+Leisure, Senin (20/2).
Amerika sendiri sudah terlalu lama tidak mengirim manusia melewati orbit Bumi sejak terakhir kali meluncurkan Apollo 17 pada 1972. Faktor dana adalah alasan hambatan NASA setelah masa kejayaan mereka di tahun 1960 hingga 1970-an.
Pada era emas NASA, bujet pemerintah AS yang digelontorkan untuk misi penjelajahan antariksa mencapai US$60 miliar. Sementara bujet NASA tahun ini hanya sekitar US$18 miliar, kurang dari sepertiga bujet di masa lampau.
Dengan bekal dana yang begitu mencolok, misi yang sukses direngkuh NASA pada masa kejayaannya jauh lebih monumental seperti Mercury, Gemini, wahana antariksa Apollo, serta stasiun luar angkasa Skylab. Semua itu berhasil dicapai dalam kurun 13 tahun.
Bandingkan dengan yang NASA capai selama 13 tahun belakangan. Mereka hanya sibuk mengutak-atik roket SLS dan wahana Orion.
Selain itu, ketertarikan pemerintah AS di bawah Donald Trump diperkirakan akan membantu geliat penjelajahan NASA. Salah satu faktornya adalah jumlah lapangan kerja yang tercipta. Sebagai perbandingan, misi Apollo berhasil menyerap 400 ribu tenaga kerja.