Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia Kendaraan Terminal (IKD), saat ini tengah mewacanakan pembangunan showroom kendaraan, khususnya roda empat atau lebih yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Nantinya, konsep dari gerai kendaraan tersebut akan berbeda dari pada tempat jualan lain di Indonesia.
President Director IKD Armen Amir mengatakan mengapa berbeda, jadi nantinya calon pemilik kendaraan, tidak akan menunggu waktu lama untuk membawa kendaraannya pulang dengan alasan syarat administrasi, seperti perpajakan dan plat. Dengan konsep tersebut, ia memberi tantangan kepada jajaran terkait di era Presiden Joko Widodo dalam hal itu.
"Kami tantang nih pemerintah (Jokowi), bisa tidak satu hari. Faktur pajak keluar, urusan polisi selesai dan sebagainya," kata Armen di kantornya, kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait masalah pajak, ia ingin agar masing-masing dari Dinas Pendapatan Daerah dapat dikumpulkan di gerai tersebut nantinya. Bahkan, jika perlu Dinas Pendapatan yang ditempatkan bukanlah skala daerah, melainkan nasional. Hal itu bertujuan agar pembeli kendaraan di showroom tidak hanya berdomisili di Jakarta.
"Bisa saja, untuk umum atau perorangan. Kan nanti ada dinas pendapatan daerah, misal daerah Bogor ada, atau bikin Dinas Pendapatan Nasional," ujarnya.
Konsep itu menurut dia, melihat dari perilaku pasar di tanah air yang ingin melihat lebih dekat dapur dari suatu produk. Apalagi jika berbicara, produk otomotif dengan status impor, bukan buatan lokal.
"Nah dia bisa langsung tunjuk, kemudian langsung transaksi lalu bisa pulang. Itu sederhana, tetapi tidak ada yang mikirin," kata dia.
Bentuk fisik dari rencana itu ialah sebuah gedung yang berdiri di tanah seluas sekitar dua hektar. Bagi dia, seluruh produsen otomotif dapat menjadikan lokasi tersebut untuk arena jual beli kendaraan. Yang mana, pada bagian atas akan menjadi lokasi pameran atau display kendaraan, sedangkan bagian bawah lokasi transaksi.
"Lantai bawah ada bank, dinas pendapatan, polisi. Jadi ketika selesai dapat ambil mobil dan plat sudah keluar," kata Armen.
Selain itu Armen berharap para asosiasi atau pihak yang kerap menyelenggarakan pameran otomotif, baik itu berskala nasional maupun internasional dapat memanfaatkan lokasi showroom dalam penyelenggaraan pameran. Begitu juga, dengan adanya diler mobil yang berlokasi berdekatan dengan pelabuhan.
"Buat apa ada GIIAS dan IIMS, besok itu (GIIAS dan IIMS) tidak perlu biaya lagi di tempat sini saja. tiap hari kok. Semua merek terbaru jika ada, dapat diluncurkan di situ. Buat kemajuan industri otomotif," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa planning tersebut akan dimulai pada 2018 dan selesai 2021 dengan jumlah investasi Rp4,4 triliun. Dalam pembangunannya, akan beriringan dengan pengembangan lahan sebesar 14 hektar disekitarnya untuk lokasi berfasilitas Vehicle Processing Center. Seperti misalnya, membongkar atau memasang aksesoris kendaraan, termasuk juga bongkar alat berat yang akan diekspor.
"Lokasi kami yang semuanya tanah milik Pelindo, yang semuanya sudah diserahkan ke anak ini (IKD)," ungkapnya.
Armen menambahkan, pihaknya mengaku sudah mendapat respon positif dari tiap Agen Pemegang Merek (APM) terkait rencana tersebut. Walaupun , secara keseluruhan dirinya belom memulai pembicaraan kepada pemangku kepentingan terkait, mengingat dalam pelaksanannnya akan banya memerlukan bagian tersebut. "Itu-kan cuma aspek administrasi dan perizinan. Masa sih pemerintah tidak mendukung," kata Armen.
Namun jika terealisasi, lokasi showroom dapat berubah tidak di Pelabuhan Tanjung Priok, melihat dari pembangunan terminal kendaraan di wilayah Patimban. "Tapi prinsip fungsinya akan kami siapkan, baik itu di Patimban, maupun tidak dengan Patimban,"
(pit)