Jangkauan Startup Binaan Telkom Diperluas Hingga Eropa

CNN Indonesia
Jumat, 17 Mar 2017 11:06 WIB
Indigo.id memperluas koneksi global bagi binaannya dengan menjalin aliensi strategis internal dengan PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin)
Salah satu startup banana Telkom Indigo (Dok. Indigo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indigo.id memperluas koneksi global bagi binaannya dengan menjalin aliensi strategis internal dengan PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) yang beroperasi di empat benua.

Jeffri Irmawan, Manager Accelerator Indigo.id, mengatakan, upaya tersebut diawali dengan keterlibatan timnya dalam Bali Annual Telkom International Conference ( BATIC) 2017 di Hyatt Hotel, Nusa Dua, Provinsi Bali, pada 8 s.d 10 Maret 2017 lalu.

Dalam ajang yang dihelat anak perusahaan Telkom itu, PT Telin tersebut, hadir pimpinan cabang perusahaan beserta mitra kerjanya di wilayah kerja Singapura, Hongkong, Timor Leste, Australia, Malaysia, Macau, Taiwan, Amerika Serikat, Myanmar, dan Saudi Arabia.

Mitra kerja Telin tadi bergerak di bidang teknologi informasi komunikasi (TIK), sehingga Indigo.id sebagai akselarator dan inkubator startup utama di Indonesia bisa memenuhi kebutuhan mereka, baik dalam kapasitas sebagai mitra usaha maupun menjadi venture capital.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam kesempatan itu, kami sempat bertemu dan berkenalan dengan beberapa mitra kerja terkait apa yang kami miliki, apa yang bisa kami sediakan, sehingga cakupan global bagi binaan kami bisa lebih luas ke depanya," katanya.

Menurut dia, pengalamannya saat BATIC kemarin yakni kala bertemu tim Telin Hongkong. Ternyata, masyarakat Indonesia yang menjadi pekerja migran di sana sering memesan barang elektronik di toko kredit konvensional yang kemudian akan dipaketkan via agennya di Indonesia.

"Ini kan sangat tidak efisien, sebab startup di Hongkong belum ada marketplace yang fokus melayani pekerja migran kita di sana. Jadi, situasinya tak sebaik di tanah air yang startup nya berkembang demikian dinamis," katanya.  

Dia melihat kondisi serupa terjadi di Jepang dan Singapura. Kalaupun ada pelakunya, mereka cenderung membawa sumber dayanya untuk pindah ke negara pusat startup sejak lama hingga sekarang yakni Amerika Serikat.

Untuk itu, Indigo.id melihat Indonesia relatif masih unggul dari sisi pasokan ide dan penggiat startup di kawasan Asia Tenggara bahkan benua Asia. Hanya beberapa negara yang sama aktifnya, khususnya Vietnam yang mampu mendunia dengan sejumlah game digital.

"Tindak lanjutnya adalah kami berencana segera temui manajemen Telin, agar masukkan Indigo sebagai salah satu layanan yang bisa diintroduksi mengingat hubungan baik mereka selama ini. Sehingga perwakilan Telin di manapun, bisa mensosialisasikan keberadaan startup anak bangsa," sambungnya.

Indigo.id sendiri belum bisa memperkirakan layanan apa yang dibutuhkan dari negara-negara mitra Telin tersebut karena karakternya tak bisa dipukul rata. Yang penting, kata dia, para mitra lebih tahu dulu keberadaan Indigo.id tanpa timnya harus mengunjungi tiap negara satu-satu.  

Aliansi global semacam ini sebelumnya dilakukan Indigo.id dengan inkubator sejenis asal Malaysia, MAGIC (Malaysia Global Innovation and Creative Center), pada 30 November 2016 lalu.

Kala itu, kerjasama tersebut dilakukan Managing Director Indigo, Ery Punta dan Executive Director Entrepreneurship Developement MAGIC, Johnathan Lee di Block 3730, Cyberjaya, Malaysia, dengan turut disaksikan Director ASEAN Centre of Entrepreneurship MAGIC Yusnee Rahmat Yusof dan CEO Telkom Internasional (Telin) Malaysia Oki Wiranto.

Selain MAGIC, sambung Ery, Indigo dengan konsep serupa bekerjasama pula dengan SVA Technology Alliance yang menyambungkan startup khusus kawasan Asia Tenggara dengan jejaring startup global langsung di Silicon Valley, Amerika Serikat.

Program spirit global ini sebelumnya diterapkan dalam program Indigo Immersion pada 9-16 April 2016 lalu, yang mana tiga binaan Indigo (Amtiss, Kakatu, dan Goers) bertemu startup mendunia seperti Uber, Facebook, Apple dan Google, dan juga venture capital ternama, Kleiner Perkins Caufield & Byers (KPCB).

Honesti Basyir, Presiden Komisaris Telin menambahkan, BATIC 2017 bertemakan "Menerangi Masa Depan Melalui Kolaborasi Disruptive untuk Merangkul Bisnis Digital" memang merangkul spirit menciptakan nilai optimal bagi para pihak.

Selain itu, kata dia, BATIC 2017 difokuskan menampung delegasi dari semua bidang masyarakat telekomunikasi global guna bersama-sama mengeksplorasi wawasan bisnis dari para praktisi bidang industri telekomunikasi hingga over the top (OTT).

Hari pertama dan kedua diisi dengan konferensi bisnis, yang juga bertujuan menyambungkan para pihak untuk bersinergi. Sementara hari terakhir bersifat informal dengan sejumlah kegiatan berbau hiburan dan turisme.  

"BATIC pertama kali dimulai tahun 2010 dan setiap tahun dilakukan sampai 2012. Format yang sama dilaksanakan pada tahun 2017 dengan konsep lebih interaktif dan menggunakan pendekatan keaslian Indonesia," pungkasnya. (

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER