J&T Alibaba, Investasi Raksasa E-Commerce China di Indonesia?

CNN Indonesia
Jumat, 12 Mei 2017 08:05 WIB
J&T Alibaba mengambil nama dari J&T Express yang kita kenal sebagai perusahaan logistik dan raksasa e-commerce China, Alibaba. Seperti apa kiprahnya?
Agustina Putri Wijaya Manager J&T Alibaba (Foto: CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil)
Jakarta, CNN Indonesia -- J&T Alibaba adalah perusahaan kerjasama antara J&T Express dengan Alibaba.com. J&T Alibaba resmi meluncur di Indonesia, Selasa (9/5). Meski baru diresmikan kemarin, Agustina Putri Wijaya, Manager J&T Alibaba, menerangkan bahwa perusahaannya sebenarnya sudah berdiri sejak 2015.

Agustina juga menjelaskan bahwa J&T Alibaba bukanlah anak perusahaan dari J&T Express. “Kalau dilihat dari tatanan sebenarnya kami sejajar dengan J&T Express," tutur Agustina. Namun, Agustina mengakui bahwa J&T Alibaba belum memiliki nama PT. "Nanti menyusul,” tukasnya.

Berbeda dengan bisnis J&T Express, J&T Alibaba tidak mengurusi masalah logistik Alibaba. “Saya ingin meluruskan bahwa ketika Alibaba dan J&T bekerjasama itu seperti apa sih kerjasamanya? Saya mau tegaskan bahwa kami di sini bukan mitra logistik. Tapi, kami di sini sebagai partner dalam mensosialisakan mengenai service dari Alibaba.com,” terang Agustina kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monetisasi

Perusahaan ini didirikan karena di masa lalu Alibaba mengalami kesulitan untuk menyentuh pemasok dari Indonesia. Pemasok Indonesia sendiri juga kekurangan informasi mengenai Alibaba. 

“Karena saat Alibaba masuk Indonesia, kendalanya adalah ketika ada supplier Indonesia yang ingin join ke Alibaba, mereka harus request langsung ke China. Sedangkan dengan dengan adanya kita di sini, para supplier akan memiliki kemudahan untuk menerima informasi lebih mengenai bagaimana sih penggunaan Alibaba.com,” tambahnya.

Agustina juga menegaskan bahwa kerjasama ini tidak bersifat joint venture. Sehingga, tidak ada investasi dari Alibaba yang dikucurkan pada pihaknya.

Monetisasi dari perusahaan kerjasama ini didapat dari program keanggotaan Global Gold Supplier (GGS). Perusahaan menawarkan berbagai paket keanggotaan. Mulai dari paket basic yang tak berbayar, paket standard, hingga premium yang biaya keanggotaannya bernilai puluhan juta.

Paket-paket ini disiapkan utuk memenuhi kebutuhan anggota sesuai ukuran, industri, produk, dan kategori perusahaan mereka.

Selain perlu membayar per tahun, pemilik usaha juga perlu memastikan bahwa produknya bisa diekspor. Ini berarti produk mentah seperti bongkahan emas , kayu, atau besi tak masuk kategori ini. Ini terkait dengan regulasi pemerintah yang melarang ekspor bahan mentah. Produk-produk itu mesti diolah dulu menjadi barang jadi atau setengah jadi agar bisa diekspor.

Untuk itu J&T Alibaba lebih fokus pada UKM furniture, pertanian, makanan, minuman, serta barang kerajinan tangan.

Kerjasama ini juga lebih menyasar bisnis yang berada di ukuran besar dan menengah. Sebab, pemasok akan dituntut untuk memasok barang dengan jumlah besar untuk diekspor. Hal itu sesuai dengan model bisnis Alibaba.com. Selama ini Alibaba dikenal sebagai portal global e-commerce di segmen Business to Business (B2B).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER