Jakarta, CNN Indonesia -- J&T Alibaba adalah perusahaan kerjasama antara J&T Express dengan Alibaba.com. J&T Alibaba resmi meluncur di Indonesia, Selasa (9/5). Meski baru diresmikan kemarin, Agustina Putri Wijaya, Manager J&T Alibaba, menerangkan bahwa perusahaannya sebenarnya sudah berdiri sejak 2015.
Agustina juga menjelaskan bahwa J&T Alibaba bukanlah anak perusahaan dari J&T Express. “Kalau dilihat dari tatanan sebenarnya kami sejajar dengan J&T Express," tutur Agustina. Namun, Agustina mengakui bahwa J&T Alibaba belum memiliki nama PT. "Nanti menyusul,” tukasnya.
Berbeda dengan bisnis J&T Express, J&T Alibaba tidak mengurusi masalah logistik Alibaba. “Saya ingin meluruskan bahwa ketika Alibaba dan J&T bekerjasama itu seperti apa sih kerjasamanya? Saya mau tegaskan bahwa kami di sini bukan mitra logistik. Tapi, kami di sini sebagai partner dalam mensosialisakan mengenai
service dari Alibaba.com,” terang Agustina kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (9/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MonetisasiPerusahaan ini didirikan karena di masa lalu Alibaba mengalami kesulitan untuk menyentuh pemasok dari Indonesia. Pemasok Indonesia sendiri juga kekurangan informasi mengenai Alibaba.
“Karena saat Alibaba masuk Indonesia, kendalanya adalah ketika ada
supplier Indonesia yang ingin
join ke Alibaba, mereka harus
request langsung ke China. Sedangkan dengan dengan adanya kita di sini, para
supplier akan memiliki kemudahan untuk menerima informasi lebih mengenai bagaimana sih penggunaan Alibaba.com,” tambahnya.
Agustina juga menegaskan bahwa kerjasama ini tidak bersifat
joint venture. Sehingga, tidak ada investasi dari Alibaba yang dikucurkan pada pihaknya.
Monetisasi dari perusahaan kerjasama ini didapat dari program keanggotaan Global Gold Supplier (GGS). Perusahaan menawarkan berbagai paket keanggotaan. Mulai dari paket
basic yang tak berbayar, paket
standard, hingga
premium yang biaya keanggotaannya bernilai puluhan juta.
Paket-paket ini disiapkan utuk memenuhi kebutuhan anggota sesuai ukuran, industri, produk, dan kategori perusahaan mereka.
Selain perlu membayar per tahun, pemilik usaha juga perlu memastikan bahwa produknya bisa diekspor. Ini berarti produk mentah seperti bongkahan emas , kayu, atau besi tak masuk kategori ini. Ini terkait dengan regulasi pemerintah yang melarang ekspor bahan mentah. Produk-produk itu mesti diolah dulu menjadi barang jadi atau setengah jadi agar bisa diekspor.
Untuk itu J&T Alibaba lebih fokus pada UKM
furniture, pertanian, makanan, minuman, serta barang kerajinan tangan.
Kerjasama ini juga lebih menyasar bisnis yang berada di ukuran besar dan menengah. Sebab, pemasok akan dituntut untuk memasok barang dengan jumlah besar untuk diekspor. Hal itu sesuai dengan model bisnis Alibaba.com. Selama ini Alibaba dikenal sebagai portal
global e-commerce di segmen
Business to Business (B2B).