Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia memiliki masyarakat digital yang sangat besar. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016 menunjukkan penetrasi Internet di Indonesia sebesar 51 persen dari total penduduk.
Di sisi lain, data firma riset digital Zenith menemukan bahwa tahun ini setidaknya 75 persen akses jaringan internet akan datang dari perangkat
mobile. Pengakses internet melalui
mobile pun rupanya memiliki perilaku yang unik, terutama dengan
browser mereka.
Hal itu disampaikan Ivollex Hodiny selaku Growth Director Asia Opera Software saat ditemui
CNNIndonesia.com di kawasan Jakarta Pusat. Opera telah melakukan survei bulan lalu mengenai kepuasan
browser yang digunakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei
online ini melibatkan 420 responden usia 18-25 tahun di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar pada April 2017. Hasilnya, Opera menemukan bahwa 65 persen pengguna melakukan
browsing delapan kali sehari.
Hasil survei mengamini laporan ‘We Are Social 2017’ yang dirilis Januari lalu. Laporan tersebut menyatakan bahwa orang Indonesia rata-rata menggunakan internet empat jam sehari. Dengan begitu, Indonesia adalah salah satu Negara top 10 yang menghabiskan waktu di dunia maya.
Kendati demikian, rupanya hanya 10 persen responden dari yang puas dengan
browser default di perangkat
mobile mereka sementara lainnya memilih
browser pihak ketiga.
“Ada beberapa alasan mengapa orang tidak menyukai
browser default. Yang pertama adalah karena mereka merasa
browser tersebut lambat, sering
crash, boros konsumsi data. Mereka juga kesulitan menemukan
file yang sudah diunduh selain tidak menyukai iklan yang ikut tampil ketika membuka halaman yang ingin mereka baca,” papar Hodiny dalam Bahasa Inggris.
Di sisi lain, pengguna
browser mencari beberapa fitur yang dianggap krusial seperti
ad blocker (32 persen),
data saver (45 persen),
bookmark (25 persen) dan akses langsung ke
social media (24%).
Dari segi topik, orang Indonesia cenderung menyukai topik-topik gaya hidup, kesehatan, hiburan, teknologi, dan olahraga.
Hodiny lebih lanjut juga mempelajari bahwa pengguna internet Indonesia membutuhkan berita dikirim atau disajikan secara terkurasi. Oleh sebab itu, Opera Indonesia saat ini tengah mengembangkan mesin AI yang dibantu tim editorial untuk menyajikan berita terkurasi kepada penggunanya.
“Semakin sedikit orang Indonesia yang mau mengetik sesuatu di
browser, makanya berita harus diantarkan ke pengguna. Tetapi yang kami lakukan bukan hanya mengkurasi berita tetapi juga memastian bahwa berita tersebut ditampilkan lebih cepat dibanding dari
browser lain,” kata Hodiny ketika ditanyai mengenai persaingan fitur AI ini dengan aplikasi maupun
browser lain.
Lebih lanjut, Hodiny juga menerangkan bahwa mesin AI-nya yang saat ini masih dalam pengembangan akan menjadi salah satu focus perusahaan di 2017. Di masa depan, dia ingin mesin AI ini tak hanya membantu pengguna
update informasi tetapi juga menghemat kuota data.