Jakarta, CNN Indonesia -- Status pesawat terbesar di dunia tak lama lagi resmi jatuh ke Stratolaunch. Pesawat raksasa tersebut memiliki panjang sayap yang membentang hingga 117 meter.
Selain panjang sayap, secara ukuran Stratolaunch jauh lebih bongsor ketimbang pesawat yang ada saat ini. Ia memiliki tinggi 50 meter, 28 roda, dan 6 mesin jet Boeing 747.
Diketahui pesawat ini sanggup terbang hingga ketinggian 10,6 kilometer di langit dengan daya jelajah hingga 3.218 kilometer. Stratolaunch juga bisa mengangkut beban hingga 580 ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu hal yang perlu dicatat dari pesawat raksasa ini adalah bahwa ia tidak dimaksudkan untuk mengangkut penumpang. Stratolaunch didesain sedemikian rupa untuk membawa roket menuju orbit bawah Bumi.
Stratolaunch pertama kali diperkenalkan oleh Paul Allen, salah seorang pendiri Microsoft. Pesawat raksasa ini adalah impian Allen menciptakan angkutan penghubung ke luar angkasa secara efisien.
"Dengan operasional seperti pesawat udara, platform peluncuran berulang kami akan memangkas waktu antara konstruksi satelit dan meluncurkannya ke antariksa," tulis Allen seperti dikutip dari CNN.
Stratolaunch jadi upaya terbaru yang menunjukkan kompetisi perusahaan komersial menuju luar angkasa dengan meminimalisasi waktu dan biaya dari cara konvensional. Seperti diketahui, untuk meluncurkan satelit atau suatu objek ke antariksa, diperlukan roket berkekuatan besar.
Namun dengan cara biasa seperti itu, roket tak akan bisa digunakan lebih dari sekali peluncuran. Risiko roket meledak ketika meluncur juga tidak kecil.
Sementara Stratolaunch sengaja didesain mirip dengan pesawat terbang pada umumnya. Tujuannya adalah memudahkan pengangkutan beberapa roket dalam satu waktu sehingga lebih cepat dan efisien.
Melalui akun Twitter milik Allen, diketahui bahwa Stratolaunch masih dalam tahap uji coba. Dari video yang ia unggah, pesawat tersebut sedang melakukan uji pengisian bahan bakar di sebuah hanggar California, AS.
CEO Stratolaunch John Floyd mengatakan pesawat itu akan melakukan demontrasi penerbangan paling cepat di 2019.
"Ini pesawat pertama untuk jenisnya, jadi kami akan mengujinya secara menyeluruh dan memprioritaskan keamanan pilot, kru, dan staf kami," kata Floyd.
Joe Allen yang membidani proyek Stratolaunch ini adalah teman Bill Gates yang ikut mendirikan Microsoft. Sejak kecil Allen punya obsesi dengan roket.