Tips Tetap Aman Selama Mudik Saat Berpuasa

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jun 2017 12:45 WIB
Perjalanan jauh saat berpuasa akan sangat berbeda seperti hari-hari biasa. Kondisi fisik menurun diikuti dengan mental yang cenderung kurang stabil.
Selain kondisi fisik, mental jadi yang paling utama saat perjalanan jauh mudik dan berpuasa. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Durasi perjalanan mudik lebaran, bisa jadi tidak akan sesuai target yang diharapkan. Apalagi dengan waktu keberangkatan yang mendekati hari raya, bahkan waktu tempuh dapat bertambah menjadi dua hingga tiga kali lipat.

Dengan begitu, bila sudah memperhatikan kendaraan yang tentunya akan bekerja secara ekstra, jangan lupa untuk menjaga kondisi fisik dari pengemudi agar tetap aman dan nyaman selama perjalanan.

Instruktur Utama Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan pola istirahat wajib diperhatikan bagi pengendara, mengingat perjalanan mudik lebaran tentu dilakukan dalam keadaan berpuasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bulan puasa harus jeli mengatur istirahat. Seperti mulai perjalanan sehabis Subuh karena udara dalam kondisi baik. Lalu, dua jam pertama berkendara usahakan istirahat 15 menit untuk pemanasan," kata Jusri.


"Lalu 90 menit kemudian, dapat kembali beristirahat. Minimal pengemudi dapat memejamkan mata untuk mengisi ulang energinya," ujarnya menambahkan.

Selain itu ia menuturkan, sangat dianjurkan bagi pengemudi untuk tidak lebih dari delapan sampai 10 jam berkendara. Walau jarak tempuh masih jauh, ada baiknya pengemudi memilih beristirahat dan melanjutkan perjalanan esok hari.

Saat memasuki malam, kondisi tubuh pengemudi pasti akan menurun, diikuti oleh stamina dan visbilitasnnya. Sehingga, Jusri menjelaskan, apa yang dilakukan oleh pengemudi tidak akan berkualitas, seperti menjadi mudah emosi hingga tidak dapat memilah prioritas.

"Delapan sampai 10 jam dengan catatan pola istirahat seperti tadi. Ini menyikapi kondisi baik di dalam rangkaian tubuh manusia. Ini bukan masalah keterampilan, tapi pola pikir mereka," kata dia.


Ia melanjutkan, bila pengemudi telah emosi akibat keletihan semua kemampuan otomatis akan menurun dan berpotensi kepada kecelakaan.

"Mudah emosi dan sensitif nah itu lebih menggunakan akal singkat daripada akal panjang, itu tanda keletihan. Makanya pengemudi sendiri harus petakan juga kondisi tubuhnya sendiri," kata Jusri. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER