Trik Tetap Bisa Akses Telegram Meski Diblokir

CNN Indonesia
Minggu, 16 Jul 2017 14:11 WIB
Telegram sempat membagikan cara agar tetap bisa menggunakan layanannya meski diakses pemerintah. Bagaimana caranya?
Telegram sempat membagikan trik agar tetap bisa menggunakan layanannya meski diblokir pemerintah. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seakan sadar dengan potensi pemblokiran yang akan dihadapinya, Telegram sudah lebih dulu membagikan cara untuk memuluskan akses ke layanannya.

Tim Telegram sempat membuat instruksi untuk mengaktifkan SOCKS5 melalui saluran informalnya.

Trik yang dibagikan termasuk langkah-langkah untuk memotong kemungkinan akses pemblokiran terhadap layanannya. Akses protokol jaringan SOCKS5 memungkinkan trafik data tidak kentara dari klien ke server melalui server proxy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Telegram pertama kali membuat trik ini sebagai upaya untuk membuka akses komunikasi bagi penggunanya di Rusia.

Jauh sebelum diblokir di Indonesia, pemerintah Rusia melalui Layanan Federal untuk Pengawasan di Bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi Massa (Roskomnadzor) sudah lebih dulu memblokir akses Telegram di negaranya.

Langkah tersebut dilakukan lantaran pendiri Telegram, Pavel Durov menolak permintaan Kepala Roskomnadzor, Aleksander Zharov untuk menyediakan informasi penggunanya ke pemerintah Rusia.

Telegram diminta memberikan informasi tentang perusahaan untuk memasukkannya ke dalam daftar penyelenggara distribusi informasi. Selain itu, Telegram juga sempat mendapat peringatan akan kemungkinan pemblokiran layanannya di Rusia lantaran menolak permintaan tersebut.

Di sisi lain, pemerintah Rusia berdalih pemblokiran dilakukan karena Telegram dan situs atau aplikasi komunikasi lainnya ditengarai menjadi medium ilegal bagi teroris menyiapkan aksi pengeboman di St. Petersburg pada April lalu.

Mengutip Crime Russia, popularitas Telegram sebagai aplikasi pesan instan di kalangan teroris membuat obrolan rahasia memiliki tingkat keamanan tinggi. Hanya saja, tingkat keamanan Telegram justru membuat pemerintah di sejumlah negara gerah karena sulitnya melacak dan meretas percakapan penggunanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER