Keliru, Menteri Iran Sebut Telegram Pindahkan Server Ke Iran

CNN Indonesia
Selasa, 01 Agu 2017 10:42 WIB
CEO Telegram Pavel Durov sendiri kemudian memberikan klarifikasi, Telegram hanya menyewa salah satu CDN caching nodes di Iran.
Iran sebut Telegram pindahkan server di negaranya. Durov klarifikasi kekeliruan berita ini. (dok. EUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi Iran, Mahmoud Vaezi menyebutkan bahwa Telegram setuju untuk memindahkan beberapa servernya ke Iran. Menurut Vaezi, hal ini terjadi setelah pihaknya melakukan beberapa komunikasi dengan Telegram.

"Sebagai hasil dari beberapa pertemuan dengan manajer Telegram, beberapa server mereka pindah ke sini," katanya, Senin (31/7), seperti dikutip kantor berita Iran, ISNA.

CEO Telegram Pavel Durov sendiri kemudian memberikan klarifikasi lewat tulisannya di Telegram. Ia menilai apa yang disampaikan Vaezi bisa jadi lantaran kesalahan pengertian atau salah menerjemahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Durov menjelaskan bahwa perusahaan perpesanan tersebut hanya menyewa CDN caching nodes global untuk mempercepat masyarakat lokal mengakses data publik yang tersedia secara global. Telegram sendiri menyewa salah satu CDN caching nodes di Iran.

"Jika Menteri Iran mengatakan hal seperti ini [server dipindah ke Iran], dia mungkin merujuk pada salah satu CDN caching nodes yang Telegram sewa dari penyedia CDN global untuk menyimpan data publik yang tersedia secara umum di banyak tempat di dunia di mana kita tidak memiliki server sendiri," tulis Durov di laman Telegram-nya.

Caching nodes sendiri tidak menyimpan data privasi seperti halnya data server. CDN hanya meneruskan data dari server asli dan tidak memiliki akses sama sekali dengan data privasi Telegram dan aplikasi keamanan lainnya.

Dia hanya memastikan konten publik populer tidak menempuh jarak terlalu jauh untuk dijangkau pengguna. Sehingga, pengguna bisa mengakses suatu layanan internet lebih cepat. 


Durov memang sempat mengatakan bahwa server Telegram tidak akan dipindahkan ke mana-mana, termasuk ke Iran. Padahal sebelumnya, pemerintah Iran meminta untuk meletakkan server Telegram ada di dalam negeri jika ingin melanjutkan operasional di Iran.

Iran sendiri telah memblokir situs sosial media lain termasuk Facebook dan Twitter. Meski demikian, banyak yang tetap mengakses situs tersebut lewat layanan proxy dan VPN. 

Sementara itu, pemerintah Indonesia belum lama ini juga memblokir akses situs ke Telegram karena menemukan banyak bukti terkait konten propaganda teroris dan radikal. Pihak keamanan dari berbagai negara juga memiliki kekhawatiran yang sama pada Telegram yang menjadi alat komunikasi militan kelompok terorisme jaringan internasional], demikian Firstpost
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER