Jakarta, CNN Indonesia -- BMW Group Indonesia memperkenalkan kendaraan listrik perdananya dalam rupa
citycar, BMW i3 di Indonesia.
Presiden Direktur BMW Group Indonesia Karem Lim, mengatakan sejak diluncurkan pada 2011 lalu,
sub-brand BMW i terus dikembangkan sebagai bentuk kontribusi terhadap lingkungan dan revolusi di industri kendaraan bermotor.
Kemunculan BMW i3 di Indonesia telah melalui proses panjang usai mencoba peruntungan lewat kendaraan
plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) BMW i8. Di Indonesia, i8 sudah dipasarkan sejak 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BMW i3 adalah kendaraan bebas emisi gas buang dengan sejumlah kelebihan termasuk BMW LifeDrive Architecture, teknologi BMW eDrive," kata Karem di kawasan BSD, Tangerang
Menurut Karem, kendaraan listrik berdimensi kecil itu bersistem penggerak roda belakang, dan memiliki desain ringan untuk tujuan keseimbangan antara sensasi berkendara, jarak tempuh hingga bobot kendaraan menyeluruh.
Dari strukturnya, pabrikan asal Jerman itu menganut
LifeDrive Architecture. Elemen inti memakai
Life module yang terdiri dari kompartemen penumpang memakai bahan
carbon-fibre-reinforced-plastic (CFRP). Lapisan luar plastik yang kuat menempel pada kompartemen ini sehingga memungkinkan ragam desain.
 Foto: CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP |
Life Module terpasang ke
Drive Module yang terbuat dari aluminium. Modul itu bakal menjadi rumahan kerangka dan penggerak mobil. Pembagian kedua bagian ini terlihat pada desain BMW i3, baik desain interior maupun eksterior menampilkan karakter dari struktur melaluil percampuran beberapa lapisan dan permukaan.
Untuk penggerak, mereka memakai sistem BMW eDrive, yaitu motor listrik BMW i dengan standar baru dalam kepadatan dan efisiensi daya. Motor listrik sinkron hibrida yang dikembangkan dan disematkan pada i3 dapat menghasilkan output 170 dk dengan torsi maksimum 250 Nm (184 lb-ft) sejak mobil mulai bergerak.
 Interior BMW i3. (Foto: CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP) |
BMW i3 melaju dari 0 hingga 100 km / jam (62 mph) dalam 7,2 detik, setelah berakselerasi dari nol ke 60 km / jam (37 mph) hanya dalam 3,7 detik. Dengan waktu 4,9 detik untuk melaju dari 80 sampai 120 km / jam (50 - 75 mph), kendaraan ini menawarkan performa
sport yang umumnya dihasilkan mobil dengan mesin konvensional yang membawa tenaga jauh lebih besar.
"Dengan mesin ringkas yang dapat digunakan sebagai penambah jarak tempuh (REx) dan kapistas baterai listrik yang lebih mumpuni sebesar 94ah, menjadikan kendaraan ini dapat menempuh perjalanan sejauh 330km. Kapasitas ini kami yakini sangat mumpuni bagi mobilitas di kota-kota metropolitan seperti Jakarta," kata Karem.
Belum Dipasarkan di IndonesiaSementara, Head of Communication BMW Group Indonesia Jodie O'tania, berujar bahwa pihaknya belum akan menjual mobil tersebut di dalam negeri. Jodie beralasan regulasi pemerintah dan dukungan infrastruktur yang membuat pihaknya belum berencana memasarkan i3.
Apalagi, kata dia, harga mobil itu bakal lebih mahal dibandingkan dipasarkan di negara tetangga. Di Singapura, i3 jika dirupiahkan dibanderol antara Rp2,5- 2,6 miliar. Sedangkan di Jerman harganya 35 ribu euro, atau lebih murah hanya sekitar Rp500 juta-an.
"Karena citycar makanya kami tidak mau segera pasarkan, dengan harga segitu," ungkap Jodie.
Lagipula, ia menilai, bahwa saat ini yang tepat untuk kondisi di Indonesia bukan kendaraan listrik, melainkan lebih kepada mobil hibrid. Mengingat, di tanah air membutuhkan banyak kesiapan untuk kendaraan listrik.
(evn)