Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Kota Bandung telah menyiagakan pasukan terkait adanya indikasi unjuk rasa dari para supir angkutan umum konvensional terhadap kantor penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi.
Kepala Bagian Operasional Polres Bandung Ajun Komisaris Besar Febri Kurniawan Maruf menyatakan bahwa pihaknya kemarin mengindikasikan soal adanya niatan supir angkutan konvensional untuk menggeruduk kantor transportasi
online di Kota Bandung.
"Kemudian juga kami antisipasi kantor Gojek, Grab atau lainnya. Kemarin ada indikasi mereka mau datang yang dari konvensional," kata Febri kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (11/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu ia menjelaskan, meski sudah ada kesepakatan dari masing-masing pihak, baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) maupun Wadah Aliansi Aspirasi Transportasi (WAAT) Jawa Barat mengenai pelarangan transportasi daring. Masih saja terdapat supir angkutan konvensional yang memutuskan untuk tidak beroperasi.
Kata dia, hal tersebut lantaran informasi yang diperoleh tidak sampai ke bawah. Akibatnya di rute tertentu penumpang mengalami kesulitan memperoleh angkutan umum.
"
Tetapi tetap aja ditararan bawah ada kesimpangsiuran informasi ya [...] Sebagian jurusan atau penumpang tidak bisa melaksanakan aktivitas karena jurusan yang dituju tidak ada," kata Febri.
Pihaknya juga mengantisipasi adanya penghadangan oleh sesama angkutan konvensional yang melakukan aksi mogok terhadap supir yang beroperasi.
"Kami antisipasi penghadangan dan pencegatan," ujarnya.
Mengingat adanya angkutan konvensional yang memilih mogok. Bersama dengan Dinas Perhubungan, kata dia, pihaknya juga menyediakan beberapa angkutan bagi para warga yang akan bepergian di dalam atau ke luar Kota Bandung.
Polisi juga mengantisipasi pengamanan di beberapa titik di Kota Bandung pasca kesepakatan Dishub Jabar dengan WAAT. Beberapa titik itu antara lain di terminal, kantor perusahaan transportasi daring, hingga Gedung Sate.
(eks)