Matinya Produsen Otomotif Australia

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Selasa, 24 Okt 2017 09:05 WIB
Holden jadi produsen otomotif terakhir yang mematikan lampu pabriknya di negeri kangguru setelah satu persatu produsen otomotif hengkang dari negara itu.
Ilustrasi pabrik otomotif. Pabrik mobil di Australia satu persatu tumbang akibat kebijakan perdagangan bebas pemerintah Australia (dok. REUTERS/Benoit Tessier)
Jakarta, CNN Indonesia -- Holden, bagian dari General Motors (GM), menjadi produsen otomotif terakhir yang menutup pabriknya di Australia, pada Jumat pekan lalu. Sebuah sedan Commodore merah menjadi produksi terakhir, Holden di pabriknya yang ada di selatan Kota Adelaide, Australia. Padahal, Holden telah menjadi bagian indusri otomotif Australia selama 70 tahun belakangan. 

Ini bukan cuma akhir kisah Holden. Tapi Keputusan itu sekaligus mengakhiri kisah produsen mobil di negeri kangguru. Pasalnya, tinggal Holdenlah yang masih mendirikan pabrik di Australia setelah satu persatu produsen mobil hengkang dari negara itu lantaran memproduksi mobil di Asia dinilai lebih ekonomis. 



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan lain adalah kecilnya pasar otomotif lokal. Pembeli mobil di Australia enggan membayar lebih mahal untuk mobil premium buatan Australia. Akibatnya, pasar otomotif negara itu dibanjiri mobil-mobil impor yang lebih murah.

Ongkos produksi di Australia dua kali lebih tinggi dari Eropa dan empat kali lebih mahal dari Asia. Hal ini diumumkan Ford saat mengumumkan penutupan pabriknya. Kombinasi hal ini yang membuat para produsen otomotif makin tak berselera memproduksi mobil di negara itu.  

GM menekankan bahwa Holden masih mempekerjakan 1.000 staf di Australia. Namun itu hanya sebagian kecil dari puluhan ribu pekerja manufaktur yang tak lagi bekerja akibat runtuhnya industri otomotif lokal. 

Direktur manufaktur Holden Richard Phillips, mengatakan bahwa para pekerja di Adelaide tetap memperoleh haknya sampai akhir.

"Pada tahun-tahun terakhir produksi, kami telah membangun mobil berkualitas terbaik yang pernah diluncurkan dari pabrik ini dan mobil terakhir kami adalah yang terbaik," kata Philips, seperti mengutip CNNMoney.

Jejak kematian industri

Holden bukanlah produsen pertama yang mematikan lampu pabrik untuk selamanya.

Nissan mengakhiri aktivitas produksi mobilnya di Australia di 1992. Mitsubishi jadi produsen berikutnya yang hengkang dari Australia pada 2008. Langkah ini diikuti Ford yang mundur pada Mei 2013. GM menyusul tujuh bulan kemudian. Hingga akhirnya Toyota juga hengkang awal Oktober ini.

Tidak berbeda dari Holden, Toyota juga membuat edisi spesial pada sedan Camry produksi terakhir mereka di Australia. Ornamen bendera Australia dan pemandangan udara pabrik dan kota Altona yang jadi lokasi pabrik Toyota di Australia. 

Jika melihat ke belakang, pabrikan asal Jepang itu beroperasi di Australia sejak 1963. Pada puncaknya produksi tahunan pabrik ini bisa mencapai 149 ribu unit di 2007 dan terus menurun hingga 90 ribu unit saja dalam beberapa tahun terakhir. Selain Toyota, Nissan Motors dan Mitsubishi Motors juga sempat mendirikan pabrik di negara itu.

Dari sekian merek otomotif, Ford adalah produsen mobil tertua disana. pabriknya sudah berdiri sejak 1925.

Korban perdagangan bebas

Sebetulnya, melansir Nikkei Asian Review, benih kematian industri otomotif di Australia sudah terasa sejak lama, lebih tepatnya pada 1990-an.

Penyebabnya adalah keputusan pemerintah Australia membuka keran perdagangan bebas. Awalnya, perdangangan bebas ini ditujukan untuk industri pertanian. Sebab, mereka perlu menumbuhkan pasar ekspor baru produk pertanian.

Strategi tersebut berhasil untuk meningkatkan pertanian negara agraris terbaik dunia ini. Tapi, malah memberi konsekuensi buruk bagi industri manufaktur mobil.

Pemerintah membuat kebijakan untuk lebih memudahkan impor otomotif. Bea masuk kendaraan turun dari 57,5 persen menjadi 45 persen pada 1988, kemudian menjadi 37,5 persen di 1991. Bea masuk terus dipangkas hingga 15 persen pada 2000. Hal ini yang memicu Nissan menghentikan produksinya. Hingga saat ini tarif bea masuk hanya sekitar 5 persen saja.

Industri otomotif Australia makin memburuk setelah penandatanganan perdagangan bebas bilateral dengan Thailand yang berlaku pada 2005. Tingginya impor mobil asal Thailand semakin menjatuhkan pasar produsen mobil Australia. Hal ini yang jadi alasan Mitsubishi keluar dari Australia pada 2008. Saat ini, 90 persen kendaraan di Australia adalah hasil impor. (eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER