Sopir Gojek Rela Rogoh Kantong Sendiri untuk Asuransi

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Nov 2017 17:33 WIB
Pengemudi Gojek yang mendaftar BPJS Ketenagakerjaan mengaku tak keberatan dengan iuran Rp16 ribuan untuk Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
Foto: CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengimbau agar setiap pengemudi transportasi online dijamin keselamatannya saat kerja. Pekerjaan mereka yang sehari-hari di jalanan dianggap berisiko tinggi.

Menindaklanjuti itu, PT Gojek Indonesia, Bank Mandiri dan BPJS Ketenagakerjaan mengumumkan kerja sama untuk memberikan asuransi ketenagakerjaan pada Sabtu (11/11) di Lapangan Aldiron, Jakarta. Kegiatan sosialisasi itu dihadiri sekitar 4000 mitra Gojek.

Mereka menyambut kerja sama itu dengan positif. Nuraisah, salah satu mitra Gojek, mengatakan asuransi jaminan keselamatan kerja dan kematian sangat penting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia bahkan mengikuti tiga asuransi yang ditawarkan Gojek sekaligus, meski ketiganya harus dirogoh dari kantongnya sendiri.

"Buat jaga-jaga saja, buat kecelakaan dan kematian. Kalau enggak, pas ada apa-apa di jalan susah," katanya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.

Sebelumnya, Nuraisah juga sudah ikut dua asuransi dari Gojek.


Wanita yang sudah menjadi mitra Gojek selama dua tahun lebih ini menilai BPJS Ketenagakerjaan adalah asuransi yang paling aman, karena itu milik pemerintah.

"Yang PasarPolis mau diberhentikan. BPJS [Ketenagakerjaan] lebih enak," sambung wanita yang tinggal di kawasan Tanjung Priok ini.

Hal tersebut diamini oleh Didik yang baru setahun terakhir menjadi sopir Gojek. Dia tidak mengikuti asuransi lain yang disediakan Gojek, namun memilih BPJS karena milik pemerintah.


"Saya ikut BPJS [Ketenagakerjaan], sudah sempat bayar sekali. Ikut karena dia milik pemerintah, jadi udah pasti. Kita kayak nabung jangka panjang saja," ujar Didik.

Iuran sebesar Rp16.800 per bulan untuk Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK) ini bukan menjadi masalah besar untuk Didik. Dengan penghasilan rata-rata Rp150 ribu sehari, iuran tersebut dirasa ringan.

Didik mendaftar melalui aplikasi online yang ditawarkan Gojek melalui SMS. Namun, dia mengaku belum mengambil kartu fisik BPJS Ketenagakerjaan di kantor cabang.


Beda Nuraisah dan Didik, beda pula Dwinasari. Ibu yang juga mitra Gojek itu baru mendaftar melalui petugas yang hari ini hadir di Lapangan Aldiron. Pilihannya sama, BPJS Ketenagakerjaan.

"Saya sudah daftar melalui petugas yang tadi ada sana, tapi sepertinya dia juga pakai online. Saya cuma ikut karena kebetulan ada kesempatan," kata dia.

Sebelumnya, Gojek sudah menyediakan Asuransi PasarPolis dan Allianz untuk pengemudi mereka. Kedua asuransi tersebut pada intinya memberikan jaminan keamanan ketika pengemudi melakukan tugasnya mengantar penumpang atau barang serta jaminan dana pendidikan anak dan santunan kematian. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER