Surabaya, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berencana mencoba inovasi penggunaan belatung BSF
(black soldier fly) atau biasa dikenal dengan tentara lalata hitam untuk menangani permasalah sampah.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkapkan selain utnuk mengatasi permasalahan sampah, hal itu juga diproyeksi bisa mendatangkan keuntungan secara ekonomis.
"Kita sering tanpa sadar membuat sampah. Sehingga membuat lingkungan tidak sehat," ucapnya disela pertemuan dengan LSM Forward di Surabaya, Kamis (14/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Jwa Timur tercatat memproduksi tak kurang dari 400 juta ton sampah dengan 170 juta yang terdeteksi per tahunnya. Sekitar 20 juta diantaranya berasal dari limbah industri kecil.
Penggunaan belatung BSFL menurut Gus Ipul sebagai teknologi yang paling sesuai untuk jenis sampah rumah tangga dan sampah pasar. Belatung mampu mengurai 80 persen sampah organik.
Larva BSF akan memakan sampah organik--buah, sayur, sisa makanan, dan lainnya dengan reduksi sampah 80 persen. 'Tentara lalat hitam' yang merupakan species asli Indonesia bukan golongan hama atau vektor penyakir sehingga memiliki kandungan protein tinggi untuk pakan ikan dan hewan ternak.
"Teknologi konversi BSF di Puspa Agro telah mendapatkan perhatian dari berbagai pemerintahan kota dan swasta dari seluruh Indonesia. Surabaya bisa menjadi percontohan karena per harinya memproduksi sekitar 2.000 ton sampah," ungkap Koordinator Forward, Wawan di kesempatan yang sama.
Belatung BSF
(black soldier fly) hidup lebih lama di tempat sampah sehingga bisa lebih banyak menghabiskan sampah. Kemampuannya mengkonversi sampah dalam sehari mencapai dua kali lipat dari bobot badannya.
Sebagai ilustrasi jika Anda memproduksi 1 kg sampah perhari, maka ia bisa menghabiskan hingga 2 kg sampah atau sekira 60 kg sampah per bulannya.
Gus Ipul meminta data agar bisa memudahkan simulasi pengolahan sampah ini ke tengah 39 juta penduduk dan berencana menggelar jambore sampah untuk menggalang kepedulian masyakat Jatim.
(evn/dik)