Jakarta, CNN Indonesia -- Hewlett-Packard (HP) kembali menarik baterai laptop konsumennya. Penyebabnya kondisi baterai yang rentan panas
(overheat) dan meleleh.
Laptop yang dimaksud ini adalah yang dikirim pada periode bulan Desember 2015 hingga Desember 2017. Kondisi baterai yang tertanam pada laptop menyebabkan konsumen membutuhkan tenaga ahli untuk bisa mengganti komponen yang bermasalah.
"Untuk 0,1 persen sistem HP yang terjual dalam skala global selama dua tahun terakhir, langkah ini harus kami ambil," ungkap juru bicara HP, seperti dikutip
CNet.
Juru bicara tersebut juga memberikan solusi pergantian baterai bagi pengguna yang memiliki baterai laptop.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami segera mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini, termasuk penarikan kembali secara sukarela dan pergantian komponen laptop," lanjut juru bicara itu.
Perusahaan akan mengatur pertemuan agar baterai yang bermasalah benar-benar dapat diganti. Pergantian komponen pun tidak dipungut biaya.
HP telah merilis jenis laptop yang memerlukan pergantian baterai yang dapat dilihat dalam situs perusahaan. Dalam daftar tersebut, tertulis laptop seri Probook dan ZBook berpotensi memiliki baterai yang bermasalah.
Consumer Product Safety Commission, agensi independen pemerintah Amerika Serikat yang fokus mempromosikan kemanaan produk konsumen, mendapat laporan delapan kasus yang disebabkan oleh baterai laptop mudah panas, meleleh dan bahkan terbakar hangus.
Dari sejumlah kasus tersebut, satu korban menderita luka bakar tingkat pertama dan tiga lainnya menderita kerugian sebesar US$4500 atau sebesar Rp60,3 juta.
Mengutip
The Verge, langkah penarikan laptop dengan kondisi baterai yang bermasalah ini telah dilakukan HP sejak Juni tahun 2016 lalu.
Sebanyak 41 ribu baterai laptop ditarik oleh perusahaan, diikuti langkah serupa pada Januari 2017 lalu yang menyebabkan 101 ribu baterai jenis lithium-ion harus ditarik kembali oleh perusahaan.
(sat)