Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukkan bahwa kepemilikan feature phone 2G masih mendominasi pengguna ponsel. Survei itu menemukan setidaknya 53,85 persen masyarakat Indonesia masih memakai ponsel 'bodoh' tersebut.
Dari hasil riset Kominfo bertajuk Survei Penggunaan TIK 2017, diketahui sejumlah perilaku pengguna ponsel 2G mulai dari waktu yang mereka habiskan, wilayah penggunaan, usia pengguna, pekerjaan, pengeluaran, hingga pendidikan terakhir responden.
Hasilnya, kelompok usia 30-49 tahun (61,51 persen) paling banyak menggunakan ponsel 2G. Lalu dari pekerjaannya, perangkat desa non-PNS/honorer (64,29 persen) jadi yang terbanyak. Pendidikan tertingginya adalah SMA (57,31 persen). Selanjutnya, masyarakat dengan tingkat pengeluaran Rp1-2 juta (59,33 persen) yang tertinggi.
Kemudian menilik secara perilaku, pengguna ponsel 2G tergolong hemat waktu. Mayoritas pengguna (58,62 persen) hanya menghabiskan kurang dari satu jam untuk menatap ponsel 2G mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fitur yang hanya sebatas pada panggilan suara (voice call) dan pesan singkat (SMS) menjadi faktor rendahnya durasi penggunaan, sehingga durasi penggunaan handphone 2G paling tinggi adalah kurang dari 1 jam," demikian kesimpulan tim riset soal penggunaan ponsel 2G.
Temuan lain yang menarik dari ponsel 2G ini adalah perbandingan antara jumlah pengguna yang tinggal di wilayah rural dan urban tak terlalu timpang. Keberadaan ponsel 2G di rural sebesar 55,5 persen, sementara di urban ada 52 persen.
Secara geografis, keberadaan ponsel 2G masih cukup merata di Indonesia. Penetrasinya tergolong kecil hanya di pulau Sulawesi (15,6 persen). Selebihnya, penetrasi ponsel 2G masih cukup banyak dan merata, mulai dari Sumatera (58,13 persen), Bali dan Nusa Tenggara (57,84 persen), Kalimantan (57,73 persen), Jawa (51,22 persen), serta Maluku dan Papua (39,62 persen).
Kominfo mencatat penetrasi 2G di Jawa yang relatif lebih kecil dari pulau lain tak lepas dari infrastruktur telekomunikasi yang lebih mapan sehingga masyarakat mulai cepat beralih ke ponsel 3G dan 4G.
Survei ini dikerjakan memakai instrumen kuesioner dengan metode kuantitatif. Khusus untuk penggunaan ponsel 2G, sampel survei mencapai berisi 5.072 responden.
(age)