Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) mengaku sistemnya kerap ditembus oleh serangan siber. Kendati demikian serangan itu disebut tak sampai melumpuhkan sistem.
Pengakuan itu disampaikan oleh
Corporate Deputy Director PT KAI, Endro Rahardjo. Menurut Endro, dampak yang ditimbulkan dari serangan sebatas akses yang melambat.
"Sistem kita itu diserang terus, ketika online diserang. Tapi Alhamdulillah kita enggak sampai masuk down," ungkap Endro di Jakarta, Selasa (27/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah diskusi mengenai keamanan data transportasi, Endro menceritakan pengalamannya di KAI kepada pakar keamanan data. Ia mengeluh sebesar apapun investasi untuk sistem keamanan, selalu ada gangguan yang menembus jaring pengaman KAI.
Kepada wartawan yang hadir, Endro menyebut sudah memakai sistem keamanan berlapis seperti firewall,
security operations center (SOC), dan program antivirus lainnya.
Biaya yang harus dirogoh PT KAI untuk memasang sistem tersebut tidak kecil. Meski enggan menyebut angka detailnya, namun ia pastikan angkanya mencapai miliaran rupiah dan selalu meningkat setiap tahun.
Meski kerap dijebol oleh serangan siber, Endro mengaku cukup lega karena tidak sampai merugi. Sebab menurutnya kerugian hanya ada ketika sistem sudah lumpuh.
"Kami selalu jaga agar tidak sampai down, kita kan belum sampai down," Endro menambahkan.
Jenis serangan yang kerap ditemui oleh sistem PT KAI cukup beragam mulai dari Trojan, DDoS, hingga ransomware.
Sebagai antisipasi, Endro menyebut sistem keamanan yang beroperasi selama 24 jam sehingga dapat mendeteksi gangguan apapun yang menerobos masuk. Salah satu momen yang menjadi perhatian mereka adalah Lebaran yang menjadi puncak trafik pengguna layanan online PT KAI.
(evn)