Jakarta, CNN Indonesia -- Saat ini, sistem transportasi kota modern akan selalu terhubung ke dalam jaringan internet. Namun, alih-alih memberikan kemudahan, sistem tersebut juga memiliki risiko keamanan.
Contoh celah keamanan dalam sistem transportasi kota adalah
public hotspot. Country Manager Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia Adios Purnama,
public hotspot menjadi rentan karena tujuan penggunaannya kerap bercampur aduk.
Misal, sebuah bandara memasang
public hotspot yang bisa dipakai oleh konsumen sekaligus pegawai. Menurut Adios, kondisi
public hotspot seperti demikian dapat dieksploitasi oleh penjahat siber.
"Kalau memakai WiFi biasa, otomatis itu kan
single access network jadi bisa disusupi," kata Adios ketika ditemui di bilangan Cikini, Selasa (27/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah yang baik menurut Adios adalah memisahkan jaringan WiFi yang akan dipakai oleh pegawai dan yang diperuntukkan bagi konsumen. Sebab perangkat pegawai yang terhubung ke jaringan bisa menjadi pintu masuk bagi para penjahat siber.
Andris Masengi, Country Manager Symantec Indonesia, melihat celah lain dalam jaringan transportasi kota. Andri mengingatkan bahwa penyusupan kerap terjadi dari kalangan internal.
"Yang lebih sering justru yang dari dalam," ujar Andris.
Contoh serangan dari dalam yang Andris maksud adalah email yang mengandung malware. Bisa pula dari perangkat milik pegawai yang sudah dimanipulasi oleh malware seperti yang sudah dikatakan oleh Adios.
Baik Adios maupun Andris sepakat bahwa semakin besar jaringan yang dimiliki sebuah transportasi, akan semakin banyak celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh penjahat siber. Suatu perusahaan transportasi juga diminta lebih cermat dalam mengelola perangkat yang terhubung ke dalam jaringan mereka.
(age)